Selasa, 19 Juni 2012

PERANAN AKSARA ARAB MELAYU UNTUK MEMBACA KHAZANAH INTELEKTUAL NASKAH-NASKAH MELAYU NUSANTARA PADA PELAJAR ISLAM DI KOTA MEDAN SUMATERA UTARA INDONESIA


ABSTRAK
PERANAN AKSARA ARAB MELAYU UNTUK MEMBACA KHAZANAH INTELEKTUAL NASKAH-NASKAH MELAYU NUSANTARA PADA PELAJAR ISLAM DI KOTA MEDAN SUMATERA UTARA INDONESIA
oleh :
Dra. Pujiati M.Soc.Sc., Ph.D
ABSTRAK
Peranan Aksara Arab Melayu (tulis baca huruf Jawi) sebagai bagian kebudayaan Melayu nusantara sangatlah penting diadakan di Sekolah Dasar di kota Medan Sumatera Utara Indonesia. Program ini berusaha untuk membantu pemerintah dan masyarakat khususnya ummat Islam dalam usaha melestarikan pengetahuan dan pemahaman aksara Arab Melayu sehingga dapat membantu memahami naskah-naskah Melayu Nusantara yang telah banyak ditulis oleh para Ulama Nusantara ini. Tujuan dan manfaat pelatihan peranan aksara Arab Melayu ini adalah: (1) memberikan transfer ilmu pengetahun berkaitan pengajaran bahasa melalui pembelajaran aksara Arab Melayu (Jawi) yang pada dasarnya mengandung tiga aspek tujuan yaitu; pertama, aspek kognitif, affektif dan  psikomotorik (2) memberikan melestarikan pengajaran aksara Arab melayu yang sudah diciptakan sendiri oleh orang Indonesia dan ulama nusantara lebih kurang pada 1 abad yang lalu untuk tetap digali, dipelihara dan dilestarikan. Kaidah  membaca dan menulis aksara Arab Melayu penekananya pada pengenalan aksara Arab Melayu dan perbedaannya dengan Aksara Arab itu sendiri.  Pengetahuan tentang materi pengenalan aksara Arab Melayu untuk menjelaskan jumlah aksara Arab Melayu berbeda dengan jumlah aksara dalam bahasa Arab dengan contoh dan kata-kata dan model penulisanannya. Selanjutnya pentingnya pembelajaran latihan membaca dan menulis teks aksara Arab Melayu untuk membantu pelajar dalam membaca teks nusantra yang ditulis oleh para ulama terkenal melalui media aksara Arab Melayu yang berguna untuk melestrarikan khazanah intelektual Melayu Nusantara.
Aksara arab Melayu masih digunakan dalam kurikulum sekolah-sekolah Islam saja. Menghilangnya pelajaran tulisan huruf aksara arab melayu (Jawi) ini dari dunia pendidikan di Indonesia baik disekolah-sekolah umum dan agama berarti kita telah kehilangan sejarah yang sangat berharga terutama sejarah kesusasteraaan dan perkembangan bahasa dan sastera Indonesia dan nusantara.
Pembelajaran aksara arab Melayu memberikan sumbangan ilmiah kepada bahasa melayu yang telah memberikan andil yang besar dalam pembentukan bahasa Nasional, paling tidak 4 (empat) negara ASEAN (Indonesia, Brunei, Malaysia dan Singapura). Bahkan kini sudah ada cita-cita kesepakatan menjadi Bahasa Asean dan salah satu bahasa dunia yang utama.
Keywords : Aksara Arab Melayu, pelatihan, inovasi dan jati diri Melayu, pelestarian khazanah Melayu

PENDAHU LUAN
Peranan Aksara Arab Melayu (tulis baca huruf Jawi) sebagai bagian kebudayaan Melayu nusantara yang sudah lama “dilupakan”, apabila hal ini dibiarkan terus berlarut-larut dilupakan dan tidak dipelajari tentu akan merugikan bangsa Indonesia. Karena itu, sangatlah penting diadakan anjakan pengajaran aksara Arab Melayu yang berusaha untuk membantu pemerintah dan masyarakat khususnya ummat Islam dalam usaha melestarikan pengetahuan dan pemahaman aksara Arab Melayu sehingga dapat membantu memahami naskah-naskah Melayu Nusantara yang telah banyak ditulis oleh para Ulama Nusantara di Indonesia.
Aksara Arab Melayu memainkan peranan penting dalam mewujudkan karya budaya nusantara dan menggali potensi penelusuran ilmiah dalam membantu membaca khazanah intelektual Naskah Melayu Nusantara. Banyak khazanah intelektual Melayu yang ditulis dengan menggunakan aksara Arab Melayu, salah satu diantaranya yaitu karya Abdul Rauf Singkel (1615-1693) seperti “Mir’at al-tullab, Risalat Adab murid akan shaich” . Hamzah Fansuri Shair dalam karyanya dan banyak lagi karya-karya lainnya yang ditulis ilmuan Indonesia yang terkenal di nusantara ini dalam melahirkan karya yang terkenal (Howard, 1966). Aksara Arab Melayu sebagai salah satu alat untuk menyatakan kehendak, cipta dan rasa dalam meciptakan kebudayaan. Salah satu bentuk huruf (aksara) itu ialah huruf (aksara) Arab Melayu (Jawi). 
Huruf Arab yang ditulis dalam bahasa Melayu disebut Jawi (huruf Arab-Persia), sudah digunakan lebih kurang 600 tahun yang lalu, menjadikan bahasa itu sebagai bahasa komunikasi antara raja-raja di kepulauan Indonesia dengan raja-raja pembesar dan pedagang-pedagang dari manca negara.
Huruf Arab ini mulai digunakan di Indonesia sejak masuknya Islam ke masyarakat Melayu. Aksara Arab ini menggantikan aksara sebelumnya yang mereka gunakan yaitu aksara Melayu kuno yang diperoleh dari pengaruh aksara Pallawa dari agama Hindu dan diganti secara total dengan aksara Jawi yang berasal dari huruf Arab. Berkaitan dengan agama Hindu dan Islam yang telah mempengaruhi masyarakat Melayu untuk menggunakan aksara Pallawa dan Arab (Jawi), Rahman (1985) menyatakan bahawa dalam proses kehidupan masyarakat yang berdudaya, sepanjang sejarahnya sejak zaman batu sehingga kini, agamalah yang nampaknya menunjang segala-galanya. Maka dari segi pembudayaan masyarakat tadi agamalah yang memegang fungsi utama. 
PEMBAHASAN
Huruf Arab masuk ke Indonesia sejalan dengan masuknya Islam ke Indonesia. Agama Islam sebagai agama samawi  yang dipeluk oleh seluruh orang Melayu, bukan kebudayaan, namun merupakan pedoman dan petunjuk hidup yang mampu membudayakan hidup manusia, tidak saja dari suku-suku bangsa Melayu, melainkan juga secara universal. Oleh karena itu kebudayaan materil dan non materil yang bersumberkan pengaruh agama Islam sangat kuat dalam masyarakat Melayu. Sehubungan dengan itu harus diakui bahwa sangat sulit untuk memisahkan budaya Melayu dengan ajaran Islam yang telah menyatu, sebagaimana telah dikatakan terdahulu bahwa justru ajaran agama Islam itulah yang membuat orang Melayu dan banyak suku dan bangsa lain menjadi menjadi makhluk berbudaya. Oleh karena itu agama Islam telah menjadi ciri orang Melayu, konsekuensinya sikap dan perilaku dan perilaku orang Melayu didasarkan kepada ajaran dan kaidah Islam yaitu Alquran dan Hadist (Osman, 1974).
Dengan berkembangnya agama Islam di Indonesia maka sudah tentu pula ajaran-ajaranya semakin berkembang pula dengan melalui tulisan aksara arab melayu (Jawi), baik didunia pendidikan seperti di sekolah-sekolah umum dan khususnya di sekolah-sekolah agama terutama di pondok-pondok pesantren diseluruh Indonesia.
Dengan masuknya bangsa Eropa ke Indonesia dengan membawa nilai-nilai Barat dan tententu nilai-nilai tersebut mau tidak mau mengalami perubahan dan pergeseran. Diantaranya kedudukan tulisan aksara Arab (Jawi) mulailah sedikit demi sedikit tergusur, yang mana tulisan aksara Arab (Jawi) ini pernah mendominasi korespondensi diplomasi dan perdagangan para raja dan sultan di seantero Nusantara (Khairuddin, 1993).
Walaupun sedikit bukan berarti bukan berarti tulisan huruf aksara Arab (Jawi) ini punah, akan tetapi masih tetap dipelajari dan digunakan oleh rakyat Indonesia. Maka sudah dapat diduga bahwa rakyat Indonesia pada zaman itu umumnya melek huruf  tulisan aksara Arab (Jawi) ini.
Setelah Indonesia merdeka, tulisan ini masih dipelajari di Sekolah Rakyat (SR) sampai tahun 1969, Di tahun itu pulalah pelajaran tulisan huruf Aksara Arab Melayu (Jawi) dihapuskan dari Sekolah Rakyat di zaman Orde Lama. Dengan dihapuskannya pelajaran tulis baca huruf aksara Arab Melayu ini (Jawi) ini dari kurikulum SD semakin terasa keberadaan tulisan huruf Jawi semakin dilupakan.   Namun terdapat beberapa sekolah Dasar di Medan yang mempelajari tulisan aksara Arab Melayu sebagai bahagian dari kurikulum muatan lokal seperti Sekolah Dasar Harapan Medan, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Alif  Medan dan beberapa sekolah swasta Islam lainya karena menganggap hal ini penting untuk dilestarikan. Melalui pengetahuan tulis baca aksara Arab Melayu (Jawi) para pelajar mampu membaca khazanah intelektual naskah Melayu Nusantara pada zaman masuknya dan berkembangnya Islam di Indonesia.
Begitu jugalah pengajaran aksara Arab Melayu ini dianggap penting untuk melestarikan khazanah budaya intelektual Indonesia yang perlu digali melalui dunia pendidikan dengan mengetahui dan memahami aksara huruf Arab Melayu yang merupakan pintu gerbang dunia ilmu untuk menggali karya-karya yang terdapat pada naskah Melayu Nusantara.    
Di era globalisasi ini, masyarakat reformasi Indonesia memerlukan pelestarian budaya nasionalnya melalui tonggak utama pendidikan di sekolah. Oleh itu kebudayan dan pendidikan adalah dua aspek kehidupan manusia satu sama lainnya saling melengkapi dimana pendidikan merupakan bahgian dari kebudayaan secara universal.
Penulis-penulis Arab pada zaman klasik termasuk Ibnu Batuttah dalam bukunya Al-Rihlah menyebut pulau Sumatera sebagai al –Jawwah. Oleh karena itulah orang Arab menyimpulkan orang Melayu dan Jawa sebagai bangsa Jawi dan tulisan Melayu yang menggunakan huruf Arab itu disebut tulisan Jawi /aksara Arab Melayu (Hamid, 1991).
Tulisan aksara Arab Melayu (tulisan Jawi) telah dipinjam oleh orang Melayu dari huruf Arab. Hal ini disebabkan huruf Arab mempunyai kekurangan dari segi lambang untuk fonem Melayu, seperti perkataan “ny” tidak ditemukan dalam huruf Arab, maka orang-orang Melayu telah meminjam beberapa huruf Arab dengan memvariasikannya (Suk, 1990).
Aksara arab Melayu (tulisan huruf Jawi) ini adalah campuran huruf-huruf Arab yang terdiri dari 29 huruf (alif sampai ya/ ا - ي)  dengan lima huruf bukan huruf Arab, melainkan huruf yang diciptakan oleh orang Melayu sendiri. Penambahan ini untuk variasi menjawab keperluan fonem Melayu yang lebih banyak dibandingkan fonem Arab itu sendiri. Huruf-huruf tambahan itu ialah ca (, nga (  غ ), pa ( ف   ), ga   ( ك  ),   nya  (ث (.
Dengan terbentuknya tulisan Arab-Indonesia, mulailah ditulis sejarah sastra dan kesusasteraan Indonesia. Tulisan Arab Indonesia telah berhasil membakukan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dalam pemerintahan. Dengan tulisan tersebut mulailah dilancarkan komunikasi tidak langsung antara kerajaan serta dalam hubungan dengan luar negeri, ratusan buku ilmu pengetahuan telah ditulis para ulama dan sastrawan muslim yang kemudian diterbitkan sebagai khazanah intelektual Melayu Nusantara (Ahmad, 1990).
Sehubungan dengan itu penggalian peranan aksara Arab Melayu pula dalam melestarikan khazanah intelektual naskah Melayu Nusantara , sesuai dengan penjelasan pasal 32 UUD 1945 yaitu kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperlambangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan (Undang-Undang 1945, pasal 32) .
Suatu kebudayaan dapat berubah, bahkan mati apabila pendukungnya tidak lagi menjadikannya sebagai bahagian dari kehidupan. Hal ini sesuai dengan dinamika proses kelangsungan eksistensi kebudayaan itu sendiri.
Dalam hal ini Aksara Arab Melayu (tulis baca huruf Jawi) sebagai kebudayaan lama yang sudah lama “dilupakan”, tentu akan merugikan bangsa Indonesia apabila hal ini dibiarkan terus berlarut-larut. Karena itu, sangatlah penting diadakan penyuluhan oleh tim pengabdian masyarakat USU pada SMP AlWashliyah yang berusaha untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam usaha melestarikan pengetahuan dan pemahaman aksara Arab Melayu sehingga dapat membantu memahami naskah-naskah Melayu Nusantara.
Aksara atau huruf adalah sebagai salah satu alat atau media untuk menyatakan kehendak, cipta dan rasa. Salah satu bentuk huruf itu ialah huruf Jawi. Huruf  Arab yang ditulis dalam bahasa Melayu disebut huruf Jawi ( huruf Arab-Persia ), sudah digunakan kira-kira 600 tahun yang menjadikan bahasa itu sebagai bahasa komunikasi antara raja-raja di kepulauan Indonesia dengan raja-raja pembesar dan pedagang-pedagang dari mancanegara.
Sejak masuknya Islam ke masyarakat Melayu, aksara Melayu kuno (yang diperoleh dari pengaruh aksara  Pallawa dari agama Hindu ) sudah diganti titak dengan aksara Jawi yang berasal dari huruf Arab.
Agama Islam sebagai agama samawi yang dipeluk oleh hampir seluruh orang Melayu, bukan kebudayaan, namun merupakan pedoman dan petunjuk hidup yang mampu membudayakan kehidupan manusia, tidak saja dari suku bangsa Melayu , melainkan juga secara universal. Oleh karna itu dalam kebudayaan material dan non material pengaruh agama Islam sangat kuat. Diantaranya bahkan tampak pengaruh kebudayaan Arab sebagai manusia/masyarakat pemeluk agama Islam yang pertama, dan kemudian mengembangkan dan menyebarkannya ke seluruh pelosok dunia. Sehubungan dengan itu harus diakui bahwa sangat sulit untuk memisahkan budaya Melayu dengan ajaran Islam yang telah menyatu, sebagaimana telah dikatakan terdahulu bahwa justru ajaran Islam yang telah menyatu, sebagaiman telah dinyatakan terdahulu bahwa justru ajaran Melayu dan banyak suku dan bangsa lain menjadi membudaya. Oleh karena itu agama Islam telah menjadi ciri dari orang Melayu, konsekwensinya, sikap dan perilaku orang melayu didasarkan kepada ajaran dan kaidah Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist.
Dengan berkembangnya agama Islam maka sudah tentu pula ajaran-ajarannya semakin berkembang pula. Dengan melalui tulisan Aksara Arab Melayu (Jawi) inilah,  para pendakwah melakukan dakwah-dakwahnya. Maka sudah tentu pula tulisan huruf Jawi ini berkembang sedimikian rupa di Indonesia, baik di dunia pendidikan umum maupun di maktab-maktab.
Sambil tumbuh dan berkembang kesultanan dengan penerimaan Islam.sebagai pedoman hidup orang Melayu telah terjadi pula expansi dan kolonisasi dari bangsa barat ke Nusantara, akibatnya nilai-nilai yang telah mendarah daging dikalangan masyarakat mendapat pengaruh.
Pengaruh penjajahan dengan membawa nilai nilai yang telah dimiliki masayarakat mau tidak mau mengalami perubahan. Tambahan pula sistem dan mekanisme yang dijalankan penjajah menganut politik pecah-belah, maka terjadi pemecahan dikalangan masyarakat sehingga sering terjadi perebutan kekuasaan diantara keturunan raja-raja atau sultan.
Namun demikian para raja/sultan atau keturunan bangsawan atau pemimpin yang memiliki pandangan yang luas selalu berusaha untuk menentang sikap penjajah itu dan berupaya melakukan perlawanan. Jiwa dan semangat kemerdekaan telah dipujai oleh orang Melayu, demi harkat dan martabat pribadi, klompok, masyarakat dan Bangsa maka mereka itu dapat melepaskan diri dari penjajahan yang membelenggu.
Dengan masuknya bangsa Eropa ke Indonesia, seperti uraian pertama tadi membawa nilai-nilai berat, dan tentu nilai-nilai tersebut tak mau mengalamai perubahan dan pergeseran. Diantaranya kedudukan tulisan huruf Jawi mulailah sedikit demi sedikit tergusur, yang mana tulisan huruf Jawi ini hampir-hampir mendominasi korespondensi diplomasi dan perdagangan para raja/sultan diantara nusantara.
Walaupun demikian bukan berarti tulisan huruf Jawi ini punah, akan tetapi masih tetap dipelajari dan digunakan oleh rakyat Indonesia. Maka sudah dapat diduga, bahwa rakyat Indonesia pada zaman itu umumnya melek tulisan huruf Jawi ini .
Setelah Indonesia merdeka, tulisan ini masih dipelajari di sekolah rakyat ( SR ) sampai tahun 1969. dan di tahun itu pulalah pelajaran tulisan huruf  Jawi ini dihapuskan dari kurikulum Sekolah Rakyat yaitu di zaman Orde Lama. Dengan dihapuskannya pelajaran tulis baca huruf Jawi ini dari kurikulum SD semakin terasa kebradaan tulisan huruf Jawi semakin dilupakan.
Mengingat pelajaran tulis baca huruf Jawi di SD pernah dipelajari, maka sudah selayaknyalah pelajaran tulis baca huruf  Jawi itu dibuat  kembali di SD. Hal ini disebabkan, semakin bertambah banyaknya anak-anak yang tidak mengerti akan tulisan huruf Jawi.
Khususnya untuk kota Medan, yang terkenal dengan daerah Deli ( Melayu ), maka sudah sepantasnyalah menghidup suburkan tulis-baca huruf Jawi yang sudah dimulai semenjak SD. Karena tulisan huruf Jawi ini erat kaitannya dengan pelajaran Bahasa Arab yaitu terletak pada hurufnya. Orang yang sudah biasa menulis dan membaca huruf Jawi sudah tentu lebih mudah baginya membaca dan menulis Arab asli (Bahasa Arab) jika dibandingkan dengan yang tidak mengenal tulisan Huruf Jawi.
Dan sudah semestinya ditumbuhkembangkan lagi ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Hilangnya tulisan huruf Jawi ini ditengah-tengah dunia pendididkan maka hilanglah kemampuan untuk menela’ah naskah-naska Melayu yang merupakan peninggalan berharga dari nenek moyang kita dahulu.
Dalam rangka aktualisasi dirinya manusia selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya sebagai makhluk yang mempunyai dimensi kesejarahan budaya; masa lalu, kini dan yang akan datang. Berbagai perubahan yang terjadi dalam hubungan dengan perkembangan yang dimensional memberi tekanan dan dorongan bagi terjadinya penyesuaian budaya kehidupan yang ideal, yang dikategorikan sebagai isi dan substansi pendidikan berada dalam alur proses pendidikan yang  memungkinkan manusia lebih mengembangkan kebudayaannya sebagai usaha peningkatan harkat, martabat dan kualitas hidupnya.  
Tujuan pengajaran aksara Arab Melayu disekolah adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dalam menguasai bahasa tulisan aksara Arab Melayu. Pelajaran tentang struktur aksara bahasa arab Melayu misalnya ditujukan bagi pemahaman atas struktur itu dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa. Tujuan seperti ini dapat dicapai jika guru memberikan porsi latihan yang cukup di kelas agar siswa tahu penggunaan bahasa yang benar dan tepat. Lebih jelasnya, siswa perlu sering dilatih berdiskusi tentang berbagai hal untuk meningkatkan kefahaman penguasaan membaca dan menulis aksara Arab Melayu.
Pengajaran bahasa pada dasarnya mengandung tiga aspek. Pertama, aspek kognitif, yaitu siswa menggunakan pikirannya untuk dapat memahami penjelasan guru tentang penyusunan kata dan kalimat yang menggunakan bahan tulisan dan bacaan Aksa Arab Melayu. Kedua, aspek affektif yaitu kemampuan guru menimbulkan rasa ketertarikan dan bangga dalam diri siswa untuk menguasai bahasa Arab Melayu. Ketiga, aspek psikomotorik, yakni kemampuan siswa dalam menerapkan materi yang dipelajari. Misalnya, secara lisan dan tulisan siswa mampu membaca dan menulis aksara Arab Melayu dengan tepat dan benar.
Ketidakmampuan guru memenuhi ketiga aspek tersebut sering disebabkan guru hanya sering mengandalkan buku paket pelajaran tanpa menggunakan bahan-bahan lain yang digunakan sesuai dengan kondisi siswa di kelas. Memang benar guru mengajar berdasarkan kurikulum dan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Namun, adalah fakta bahawa kualitas buku pelajaran bahasa Aksara Arab Melayu masih rendah jika dibandingkan dengan buku pelajaran bahasa Inggeris dan bahasa Indonesia.      
Dengan situasi yang digambarkan diatas, tidak mengherankan apabila siswa belum terampil menguasai aksara arab Melayu baik dalam membaca dan menulisnya dengan baik. Siswa belum mampu mengaktualisasikan gagasannya secara mahir dalam menerapkan kaidah bahasa tersebut.
PENGERTIAN HURUF AKSARA ARAB MELAYU (JAWI)
Huruf aksara Arab Melayu (Jawi) atau aksara Jawi menurut kamus linguistik adalah huruf arab yang dipakai untuk memuliakan bahasa Melayu. Sedangkan aksara arab itu sendiri adalah aksara yang mula-mula dipakai untuk menuliskan bahasa Arab, diturunkan dari Aksara Aramea, peninggalan tertua beraksara Arab berasal dari tahun 512 M dalam penyebarannya juga dipakai untuk menuliskan bahasa Urdu, bahasa Melayu, bahasa Jawa yang dituliskan dari kanan ke kiri.
Disebut dengan istilah Jawi untuk huruf-huruf Arab berkaitan erat dengan panggilan Jawi yang digunakan oleh orang Arab terutama di Mekkah terhadap Bangsa Melayu dan Indonesia sampai saat ini. Istilah Jawi ialah kata sifat yang artinya orang Jawa atau artinya yang berasal dari tanah Jawa. Penulis-penulis arab pada zaman klasik termasuk Ibnu Batutah dalam bukunya Al-Rihlah menyebut pulau Sumatera sebagai Al-Jawah. Oleh karena itu orang Arab menyimpulkan orang Melayu dan orang Jawa sebagai bangsa Jawi dan tulisan melayu yang menggunakan hurub Arab itu disebut dengan tulisan huruf Jawi.
Tulisan huruf Jawi adalah campuran huruf-huruf arab yang terdirri dari 29 huruf dengan 5 huruf bukan huruf Arab, melainkan huruf yang diciptakan oleh orang melayu sendiri. Hal ini disebabkan huruf-huruf Arab mempunyai kekurangan dari sudut lambang-lambang untuk fonem Melayu, atau orang-orang Melayu telah meminjam beberapa huruf Arab yang telah di variasikan dengan ini bertambahlah jumlah huruf Jawi. Huruf-huruf tambahan ini ialah ca, (ج ), nga (غ  ), pa (ف  ),  ga(ك ),      nya ( ث  ), huruf yang lima ini adalah menurut Prof.S.M Naguib Al-Attas bahwa huruf-huruf baru ini diciptakan untuk melambangkan bumi-bumi yang lazim untuk lidah orang melayu. Huruf-huruf baru ini ditiru dari huruf Arab misalnya        ca (  ج     ), diambil dari huruf  jim (  ج     ), huruf nga (    ع   ), dari huruf ain (  ع     ) huruf pa (     ف   ) dari huruf fa (    ف  ) dan ga (   ك   ) dari huruf  kaf (  ك    ). Tetشpi menurut Omar Awang pula huruf ca (  ج     ) dan ga (  ك    ) diambil dari huruf Parsi karena bahasa itu berkembang dengan luas di Asia tengah dan India dan pengaruhnya sampai ke alam Melayu dibawa oleh penulis islam Hamzah Fansuri.
Pada zaman Islam juga, bahasa Melayu mulai berkembang menjadi bahasa pengantar dalam bidang penulisan kesusastraan, Ilmu teologi dan falsafah. Sebelum kedatangan islam, bidang ilmu ini hanya ditulis dalam bahasa jawa. Dengan Islam berkembang banyak istilah Arab dalam bidang ilmu-ilmu tersebut telah dipijamkanke dalam bahasa melayu. Sehingga bahasa ini menjadi bahasa pengantar di bidang ilmu pengetahuan dan bahasa perhubungan. Sesudah zaman Islam bahasa Melayu mulai meningkat maju. Bahasa Melayu telah dijadikan bahsa resmi dalam kerajaan-kerajaan di dalam Melayu.
Pengunaan huruf Jawi dalam penulisan berbentuk surat, telah digunakan lebih dari 400 tahun, menjadi sarana komunikasi antara raja-raja dikepulauan indonesia dengan raja, pembesar dan pedagang-pedagang dari manca negara. Meskipun surat-surat ini berasal dari tempat yang jauh jaraknya antara satu dengan yang lain, tidak banyak perbedaan yang terdapat pada bahasa melayu yang digunaka.
Menurut William Marsden. Tidaklah lebih sulit untuk menerjemahkan surar dari raja kepulauan Maluku dari pada surat di raja kedah atau Terengganu di Semenanjung ataudari wilayah Minangkabau di Sumatra.
Adapun tulisan-tulisan yang berbahasa melayu yang terdapat di Sumatra Selatan di Kedukan Bukit, Talang Tuo, Karang Berahi dan Sungai Merangi, senuaya menggunakan tulisan yang berpengaruh Hindu. Sedangkan di Aceh berbeda bentuk tulisan dan prasastinya, karena menggunaka dua jenis aksara yaitu aksara India dan aksara Arab. Ini menggambarkan adanya zaman peralihan pada masa itu yaitu dari pengaruh Hindu yang mulai menipis ke pengaruh Islam yang mulai bertambah menebal. Selain itu juga prasasti yang bertuliskan huruf Jawi yang tertua dijumpai di Kuala Terengganu yaitu pada tahun 702 H ( 4 Rajab ) atau bersamaan dengan 22 Februari 1303 M.

SEJARAH AKSARA ARAB MELAYU DI INDONESIA
     Sejak masuknya Islam ke masyarakat Melayu, aksara Melayu kuno (yang diperoleh dari pengaruh aksara  Pallawa dari agama Hindu ) sudah diganti titak dengan aksara Jawi yang berasal dari huruf Arab.
Agama Islam sebagai agama samawi yang dipeluk oleh hampir seluruh orang Melayu, bukan kebudayaan, namun meruoakan pedoman dan petunjuk hidup yang mampu membudayakan kehidupan manusia, tidak saja dari suku bangsa Melayu , melainkan juga secara universal. Oleh karna itu dalam kebudayaan material dan non material pengaruh agama Islam sangat kuat. Diantaranya bahkan tamopak pengaruh kebudayaan Arab sebagai manusia/masyarakat pemeluk agama Islam yang pertama, dan kemudian mengembangkan dan menyebarkannya ke seluruh pelosok dunia. Sehubungan dengan itu harus diakui bahwa sangat sulit untuk memisahkan budaya Melayu dengan ajaran Islam yang telah menyatu, sebagaimana telah dikatakan terdahulu bahwa justru ajaran Islam yang telah menyatu, sebagaiman telah dinyatakan terdahulu bahwa justru ajaran Melayu dan banyak suku dan bangsa lain menjadi membudaya. Oleh karena itu agama Islam telah menjadi ciri dari orang Melayu, konsekwensinya, sikap dan perilaku orang melayu didasarkan kepada ajaran dan kaidah Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist.
Dengan berkembangnya agama Islam maka sudah tentu pula ajaran-ajarannya semakin berkembang pula. Dengan melalui tulisan Aksara Arab Melayu (Jawi) inilah,  para pendakwah melakukan dakwah-dakwahnya. Maka sudah tentu pula tulisan huruf Jawi ini berkembang sedimikian rupa di Indonesia, baik di dunia pendidikan umum maupun di sekolah agama.
Penulis-penulis Arab pada zaman klasik termasuk Ibnu Batuttah dalam bukunya Al-Rihlah menyebut pulau Sumatera sebagai al –Jawwah. Oleh karena itulah orang Arab menyimpulkan orang Melayu dan Jawa sebagai bangsa Jawi dan tulisan Melayu yang menggunakan huruf Arab itu disebut tulisan Jawi /aksara Arab Melayu (Hamid, 1991).
Tulisan aksara Arab Melayu (tulisan Jawi) telah dipinjam oleh orang Melayu dari huruf Arab. Hal ini disebabkan huruf Arab mempunyai kekurangan dari segi lambang untuk fonem Melayu, seperti perkataan “ny” tidak ditemukan dalam huruf Arab, maka orang-orang Melayu telah meminjam beberapa huruf Arab dengan memvariasikannya (Suk, 1990).
Aksara arab Melayu (tulisan huruf Jawi) ini adalah campuran huruf-huruf Arab yang terdiri dari 29 huruf (alif sampai ya/ ا - ي)  dengan lima huruf bukan huruf Arab, melainkan huruf yang diciptakan oleh orang Melayu sendiri. Penambahan ini untuk variasi menjawab keperluan fonem Melayu yang lebih banyak dibandingkan fonem Arab itu sendiri. Huruf-huruf tambahan itu ialah ca (, nga (  غ ), pa ( ف   ), ga   ( ك  ),   nya  (ث (.
Dengan terbentuknya tulisan Arab-Indonesia, mulailah ditulis sejarah sastra dan kesusasteraan Indonesia. Tulisan Arab Indonesia telah berhasil membakukan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dalam pemerintahan. Dengan tulisan tersebut mulailah dilancarkan komunikasi tidak langsung antara kerajaan serta dalam hubungan dengan luar negeri, ratusan buku ilmu pengetahuan telah ditulis para ulama dan sastrawan muslim yang kemudian diterbitkan sebagai khazanah intelektual Melayu Nusantara (Ahmad, 1990).
Aksara Arab Melayu berasal berasal dari huruf Arab yang dimodifikasi secara inovatif oleh orang Indonesia sendiri. Huruf Arab  masuk ke Indonesia sejalan dengan masuknya Islam ke Indonesia. Agama Islam sebagai agama samawi  yang dipeluk oleh seluruh orang Melayu, bukan kebudayaan, namun merupakan pedoman dan petunjuk hidup yang mampu membudayakan hidup manusia, tidak saja dari suku-suku bangsa Melayu, melainkan juga secara universal. Oleh karena itu kebudayaan materil dan non materil yang bersumberkan pengaruh agama Islam sangat kuat dalam masyarakat Melayu. Sehubungan dengan itu harus diakui bahwa sangat sulit untuk memisahkan budaya Melayu dengan ajaran Islam yang telah menyatu, sebagaimana telah dikatakan terdahulu bahwa justru ajaran agama Islam itulah yang membuat orang Melayu dan banyak suku dan bangsa lain menjadi menjadi makhluk berbudaya. Oleh karena itu agama Islam telah menjadi ciri orang Melayu, konsekuensinya sikap dan perilaku dan perilaku orang Melayu didasarkan kepada ajaran dan kaidah Islam yaitu Alquran dan Hadist (Osman, 1974).
Huruf Arab yang ditulis dalam bahasa Melayu disebut Jawi (huruf Arab-Persia), sudah digunakan lebih kurang 600 tahun yang lalu, menjadikan bahasa itu sebagai bahasa komunikasi antara raja-raja di kepulauan Indonesia dengan raja-raja pembesar dan pedagang-pedagang dari manca negara.

ASAL-USUL DAN PENGERTIAN HURUF AKSARA ARAB MELAYU (JAWI)
Bahasa Melayu berasal dari bahasa Austronesia yang dikenal juga dengan Bahasa Malaypolinesia. Rumpun bahasa-bahasa Austonesia ini berbagai kedalam kelompok besar yaitu Nusantara (Malaysia, Indonesia, Filippina dana Madagaskar), Melanesia (Irian, Karolina, Salmon), dan Polinesia (Mauri, Hawai dan lain-lain). Diantara kedua kelompok terakhir ini, Bahasa Melayu termasuk dalam kelompok bahasa Nusantara. Bahasa Nusantara terbagi lagi kedalam dua kelompok. Yaitu bahasa Nusantara Barat yang terdiri dari bahasa Malaysia, Aceh, Melayu, Jawa, Sunda, Dayak, Tagalok dan lain-lain.
Bangsa Indo-Melayu atau Austronesia yang datang ke masyarakat Melayu pada mulanya menuturkan bahasa yang sama yaitu bahasa Melayu Proto atau Induk Bahasa Melayu, tetapi lama kelamaan karena terpisah-pisah dan juga terputusnya hubungan satu dengan lainnya, maka bahasa ini berkembang sesuai dengan lingkungannya sendiri. Oleh karena itu lahirlah dialeg dan seterusnya berkewmbang menjadi bahasa-bahasa yamg berlainan seperti bahasa Jawa, Dayak, Minangkabau, Batak dan sebagainya.
Dengan datangnya pengaruh Hindu dan berdirinya kerajaan Hindu dimasyarakat Melayu, maka pengaruh bahasa Hindu tua yaitu bahasa Sanskrit mulai mengambil tempat didalam semua cabang bahasa Austronesia khususnya bahasa Melayu kuno. Bahasa Sanskrit merupakan bahasa kitab Veda dan juga bahasa kaum bangsawan. Abad ke-13 dan 14 merupakan zaman peralihan dengan datangnya Agama Islam je Sumatra. Diantara sumbangan Islam terhadap masyarakat di Nusantara ialah kesan dan pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa Melayu. Hal ini dapat dilihat pada batu nisan Malik Al-Saleh di Pasai pada tahun 1297 M yang bertuliskan huruf Jawi.
Dengan perkembagan agama Islam maka bahasa resmi agama Islam yaitu bahasa Arab mulai mendapat tempat dikalangan penduduk yang menganut agama islam di daerah ini. Bahasa Melayu kuno yang menggunakan huruf-huruf dari India seperti Pallawa dan Kawi muulai menggunakan huruf-huruf Arab yang disebut huruf Jawi.
Adapun huruf Jawi ini berasal dari tulisan Arab yang dipinjam oleh orang Melayu. Ini disebabkan huruf-huruf Arab mempunyai kekurangan dari sudut-sudut lambang untuk fonem Melayu, maka orang-orang melayu telah meminjam beberapa huruf Arab yang telah di variasikan.

PENGETAHUAN DASAR DALAM MEMPELAJARI HURUF JAWI
Menulis dan membaca tulisan huruf Jawi mempunyai kaedah tersendiri dan mempunyai keunikan tersendiri pula, seperti tulisan Latin dan tulisan lainnya. Arb atau huruf  Hijaiyah, kemudian kemudian ditambah dengan aksara Arab yang telah dimodifikasikan. Hal ini karena ada fonem bahasa Indonesia yang tidak dijumpi dalam bahasa Arab. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada huruf dibawah ini :
A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – L – M – N – O – P – Q – R – S – T – U – V – W – X – Y – Z – NG – NY – TY – S – D – T – Z – S – SY – KH – H – Z.
            Pengetahuan yang harus dimiliki dalam menulis dan membaca tulisan huruf  Jawi iaalah mengetahui semua kaedah atau tata cara menulis dan membaca tulisan huruf Jawi, diantaranya yang terpenting adalah : mengenal dan mampu menuliskan aksara Jawi dalam semua bentuk perubahannya, yaitu huruf yang berdiri sendiri, berada di awal kata, ditengah kata dan diakhir kata. Untuk lebih jelas dapat dilihat di bawah ini
AKSARA JAWI DAN BENTUK-BENTUKNYA
Akhir kata        Tengah kata       Awal kata            Sendiri                  Latin
            ا                       ا                       ا                       ا                          A
           ب                     ب                  ب                        ب                          B
           ث                     ث                       ث                    ُث                        C
            د                       د                       د                      د                         D
          فاف                   تف ؤ                فيفي                     ف                        F 
          جوك                 رو كى              كا رو                   غ   ك                     G  
                                                                                  ح                           H  
                                                                                   ئ                         I  
                                                                                   ج                         J  
                                                                                   ك                        K
                                                                                   ل                        L
                                                                                    م                       M
                                                                                   ن                       N
                                                                                  ف                        P
                                                                                 ك ق                      Q K
                                                                                   ر                         R        
                                                                                  س                        S
                                                                                  ت                         T
                                                                                   و                          W   U   
                                                                                  ا ي                        Y   I
                                                                                   ز                     Z
                                                                                  غ                      NG
                                                                                 ب                      NY


                                                                                   س                     S
                                                                                   ش                     SY
                                                                                   ث                     S
                                                                                    د                      D
                                                                                   ت                      T
                                                                                     ذ                     Z

2.  Cara menulis kalimat yang terdiri dari dua suku kata
a.   Suku kata ke dua berbunyi A seperti  :
      kata     =          كات       Buka    =          بوك       Bila      =    بيلا

b.   Suku kata kedua berbunyi U dan I seperti     :
      Maju    =          ماجو      Babi     =          بابى       Babu    =بابو

c.   Suku kata kedua berbunyi A dan huruf mati sepert   :
      Marah  =          ماره      Susah   =سوسه              Patah   =فاته

d.   Suku kata kedua berbunyi A sedang suku kata pertama berbunyi E seperti  :
      Reda    =ريضا              Kera    =كرا                  Tera     =ترا

e.   Suku kata kedua berbunyi AI, U dan I seperti           :
      Tupai   =          توفي      Pulau   =          فولو       Pandai =فن دي

f.    Suku kata kedua berbunyi I dan U yang mati seperti :
      Duit     = دوئت              Laut     =لا ؤت              Kuil     = كو ئل

g.   Suku kata pertama terdiri dari vokal A tunggal (tidak ada huruf sebelumnya) seperti                      :
      Ada     =             اداApa            =          اف        Asa      =  ا سا

h.   Gabungan dari dua suku kata yang majemuk seperti :
      Apabila  =       افبيلا                  Matahari  =      متهارى  

i.    Dua suku kata yang mendapat imbuhan, seperti awalan, sisipan dan akhiran umpamanya
      1. Penyambungan lah, kah, I dan pun seperti :
      Apakah            =          افكه                   Adakah           =        ا د كه    
      Bacalah           =          باجله                  Kitapun           =   كيتؤون 
      Selimuti           =          سليموتي              Katai               =كتائ   
      Adapun           =          ادا فون                Kitapun           = كتافون 
     
2. Akhiran kan pada kata yang satu suku kata keduanya mati sedang suku kata pertamanya hidup seperti :
      Sarungkan       =          سا رغكن                        Hapuskan        = ها فسكن 

3. Awalan me seperti :
      Mengambil      =          مغمبيل                Ambil              = امبل
      Menarik           =                   منا رك      Tarik                =   تا ر ك   
      Mengharap      =          مغهارف             Harap              = ها رف    

j.    Penulisan kata-kata yang berbunyi WA pada suku kata kedua dan U pada suku kata pertama seperti :
      Dua     =          دوا        Tuah    =          تواه       Buah    = بواه  
      Tuang  =          تواغ      Buang  =          بواغ      Buat    =بوا ت 

k. Penulisan Ku dan Kau di awal kalimat, seperti :
      Ku       =          كو                     Kau     =كا و                 seperti  : سفر تي 
      Kudengar        =                      كو دغر   Mukaku           = موكا كو

l. Kata ulang dengan penambahan akhiran seperti :
      Pada-pada i   =            فد – فد-ئ                        kata-kata  =     كا ت كا تئ                     

m.  Pengecualian dari kaedah penulisan yaitu :
a.   Yang berasal dari Bahasa Arab
Semua kata yang berasal dari Bahasa Arab harus ditulis menurut cara penulisan Bahasa Arab, seperti :
Khusus      =          خصوص                        Syukur             =شكر
Sahih         =          صحيح               Mustahil          =  مستحيل
Sifat          =          صفة                  Alamat                        =علا مة 
Alam         =          عا لم                  Nasib               =نصيب
Masyhur    =          مشهور                     Manfaat     =منفعة   
b.   Yang bukan berasal dari bukan bahasa Arab
Ini              =          اني        Itu                   =          اتو         Pada    =فدا
Dari           =        داري       Kepada            =          كفدا        Ialah    =اياله
Kemudian             =          كمدين     Serta                =          سرت     Dan     =دان
Kita           =          كيتا        Seperti             =          سفرتي    Yang   = يغ 

         Demikianlah bagian terpenting pengetahuan tulis-baca huruf Jawi yang harus dimiliki agar seseorang pelajar/siswa/murid dikota Medan khususnya dan diseluruh Indonesia mampu membaca dan menulis huruf Jawi.

PERANAN AKSARA ARAB MELAYU
Aksara Arab Melayu memainkan peranan penting dalam penggalian pelestarian karya ilmiah nusantara. Oleh karena itu pengajaran Aksara Arab Melayu sebagai media penting untuk diajarkan disekolah-sekolah yang merupakan sebagai bahasa khazanah Melayu yang berfungsi salah satunya adalah alat untuk menyatakan kehendak, cipta dan rasa dalam meciptakan kebudayaan. Salah satu bentuk huruf (aksara) itu ialah huruf (aksara) Arab Melayu (Jawi). 
Dengan berkembangnya agama Islam di Indonesia maka sudah tentu pula ajaran-ajaranya semakin berkembang pula dengan melalui tulisan aksara arab melayu (Jawi), baik didunia pendidikan seperti di sekolah-sekolah umum dan khususnya di sekolah-sekolah agama terutama di pondok-pondok pesantren diseluruh Indonesia.
Dengan masuknya bangsa Eropa ke Indonesia dengan membawa nilai-nilai Barat dan tententu nilai-nilai tersebut mau tidak mau mengalami perubahan dan pergeseran. Diantaranya kedudukan tulisan aksara Arab (Jawi) mulailah sedikit demi sedikit tergusur, yang mana tulisan aksara Arab (Jawi) ini pernah mendominasi korespondensi diplomasi dan perdagangan para raja dan sultan di seantero Nusantara (Khairuddin, 1993).
Walaupun sedikit bukan berarti bukan berarti tulisan huruf aksara Arab (Jawi) ini punah, akan tetapi masih tetap dipelajari dan digunakan oleh rakyat Indonesia. Maka sudah dapat diduga bahwa rakyat Indonesia pada zaman itu umumnya melek huruf  tulisan aksara Arab (Jawi) ini.
Setelah Indonesia merdeka, tulisan ini masih dipelajari di Sekolah Rakyat (SR) sampai tahun 1969, Di tahun itu pulalah pelajaran tulisan huruf Aksara Arab Melayu (Jawi) dihapuskan dari Sekolah Rakyat di zaman Orde Lama. Dengan dihapuskannya pelajaran tulis baca huruf aksara Arab Melayu ini (Jawi) ini dari kurikulum SD semakin terasa keberadaan tulisan huruf Jawi semakin dillupakan.  
Namun terdapat beberapa sekolah Dasar di Medan yang mempelajari tulisan aksara Arab Melayu sebagai bahagian dari kurikulum muatan lokal seperti Sekolah Dasar Harapan Medan dan beberapa sekolah swasta Islam lainya karena menganggap hal ini penting untuk dilestarikan. Melalui pengetahun tulis baca aksara Arab Melayu (Jawi) para murid kan mampu membaca khazanah intelektual naskah Melayu Nusantara pada zaman masuknya dan berekmbangnya Islam di Indonesia.
Program pengajaran aksara arab Melayu yang telah diajarkan di beberapa sekolah Islam dianggap penting untuk melestarikan khazanah Melayu melalui dunia pendidikan dengan mengetahui dan memahami aksara huruf Arab Melayu yang merupakan pintu gerbang dunia ilmu untuk menggali karya-karya yang terdapat pada naskah Melayu Nusantara.    

KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Aksara arab Melayu masih digunakan dalam kurikulum sekolah-sekolah Islam saja. Menghilangnya pelajaran tulisan huruf aksara arab melayu (Jawi) ini dari dunia pendidikan di indonesia baik disekolah-sekolah umum dan agama berarti kita telah kehilangan sejarah yang sangat berharga terutama sejarah kesusasteraaan dan perkembangan bahasa dan sastera Indonesia. Belum seluruh murid Islam di kota Medan mempelajari dan mengetahui sejarah dan cara penulisan dan membaca aksara arab Melayu dengan lancar. Dengan demikian, keadaan ini diduga akan menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk membaca khazanah melayu nusantara yang ditulis dengan menggunakan aksara arab Melayu.  Oleh karena itu pengajaran aksara Arab Melayu sangat penting diajarkan diseluruh sekolah yang punya tekad untuk mengajarkan murid-muridnya dalammelestarikan khazanah intelektual Melayu nusantara.
Pentingnya memahami sejarah penulisan aksara arab melayu dan model penulisan dan cara membaca yang efektif dalam proses pembelajaran aksara Arab Melayu, sehingga pengajaran ini sangat dihargai dan diharapkan dapat dilakukan secara  berkesinambungan dan bermanfaat bagi pelajar/murid/siswa untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang penulisan dan cara baca aksara Arab melayu yang digunakan untuk menggali dan membaca khazanah Melayu nusantara.   
B.     Saran-Saran
Setelah mengetahui keberadaan aksara Arab melayu perlu ditingkatkan pembelajarannya disebabkan masih sangat kurang mendapat perhatian masing-masing sekolah dan pihak terkait maka perlu beberapa saran sebagai berikut :
1. Mengingat Kota Medan masyarakatnya heterogen dan masih belum mempunyai bahasa daerah, sedangkan dikurikulum ada penyesuaian waktu untuk ahasa daerah, maka ada baiknya mata pelajaran tulis baca Aksara Arab Melayu (Jawi) ini dipelajari.
2. Khususnya kepada masyarakat Melayu/organisasi Melayu hendaknya mendorongtindak lanjut keberadaan pengajaran tulis baca huruf  Jawi ini disekolah-sekolah SD dan SMP negeri dan swasta.
3. Demi kelangsungan dan kelestarian budaya maka perlu diadakan mata pelajaran aksara melayu disetiap Sekolah Dasar dan SMP di kota medan sebagai satu peljaran yang penting bukan hanya pelengkap yang masuk dalam sebagian aspek pelajaran agama Islam.






















DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Sabaruddin. 1990. Pengaruh Bahasa Arab Terhadap Perkembangan Bahasa dan   Kesusasteraan Indonesia.  Medan : Makalah Seminar Jurusan Bahasa Arab.

Hamid, Ismail. 1989. Kesusasteraan IndonesiaLama Bercorak Islam. Jakarta : Al Husna

-----------------1991. Masyarakat dan Budaya Melayu. Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.

Howard, Joseph H. 1966.  Malay Manuscripts A bibliographical Guide. Kuala Lumpur : University Of Malaya.

Israr, C. 1985. Sejaah Kesenian Islam. Jakarta : Bulan Bintang

Khairuddin Rangkuti. 1993. Keberadaan Pengajaran Tulis Baca Huruf Jawi di Sekolah Dasar Kota Madya Medan. USU : Lembaga Penelitian.  

Miller, S.E. 1878. Introduction to Cultural Anthropology. New Jersey : Prentice Hall.

Nanda, S. 1990. Cultural Anthropology. California : Wadsworth Publishing Company.

Osman, Muhammad Taib 1974. Asas dan Pertumbuhan Kebudayaan Malaysia. Kuala Lumpur : Kementerian Kebudayaan Belia dan Sukan.

Rahman, Haji Abdullah Abdul. 1985. Asia TenggaraTradisional Politik dan Kebudayaan. Singapura : Teks Publishing SDN. BHD.

Suk, Gong Gyong .1990. Perkembangan Tulisan Jawi Dalam Masyarakat Melayu.  Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar