Selasa, 19 Juni 2012

PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MELALUI SENI KALIGRAFI ARAB UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MELALUI SENI KALIGRAFI ARAB UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Oleh : Dra. Pujiati M.Soc.Sc.Ph.D
Fakultas Sastra USU
PENDAHULUAN
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Universitas Sumatera Utara melalui seni kaligrafi arab merupakan hal yang sangat penting untuk diteliti, dibahas dan digali dari segi kepentingan dunia akademik. Masalah dalam artikel ialah ditemukan kaligrafi di Indonesia memiliki gaya yang agak menyimpang dari standar penulisan kaligrafi yang baku, sehingga hal ini menyebabkan  cukup sulitnya  berkembanganya kaligrafi Indonesia untuk dihargai dipasaran luar negeri dan negara-negara Islam lainnya, khususnya di Timur Tengah. Tujuannya ialah agar pusat seni kaligrafi Arab USU dapat berkembang menjadi bagian dari produk Ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi bagi kreativitas kampus USU yang diakui untuk pasaran domestik, nasional dan internasional dengan ciri khas pengembangan pariwisata Sumatera Utara melalui media tenunan ulos dan songket sebagai produk desain kaligrafi secara manual dan berbasis teknologi digital. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif ialah satu pendekatan penelitian dalam ilmu sosial yang menekankan aspek terhadap manusia, kehidupan, bahasa, budaya dan istilah yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perpustakaan (library research) dan penelitian lapangan melalui observasi dan survei pasar. Misi program pusat seni kaligrafi Arab USU ini adalah menciptakan science and technology park di lingkungan perguruan tinggi USU dalam kerangka mengembangluaskan budaya knowledge based economy.  Pusat seni kaligrafi Arab USU untuk menciptakan taman ilmu dan teknologi dalam kerangka mengembangkan budaya pengetahuan yang berbasiskan ekonomi dimana untuk dunia kampus belum ada inovasi bidang seni kaligrafi yang dikembangkan oleh institusi perguruan tinggi untuk sebagai pusat dunia informasi kaligrafi secara ilmiah, dunia pembelajaran sains kaligrafi dan duni pengembangan kewirausahaan kaligrafi dalam kerangka pengembangan ilmu dan teknologi yang berbasiskan ekonomi. 

Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 disebutkan bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan  kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Sejalan dengan itu dikembangkan iklim informasi, pembelajaran dan kewirausahaan dikalangan dosen dan mahasiswa bahasa Arab yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri, bergairah dan penuh minat. Ketiga unsur ini sangat mendukung wujudnya pusat seni kaligrafi Arab di Universitas Sumatera Utara. Kaligrafi Arab merupakan ilmu penting yang perlu dikembangkan oleh USU untuk kepentingan dunia edukasi pembelajaran mahasiswa dan sosio edukasi dan pembelajaran bagi masyarakat serta aspek bisnis yang perlu digali dan dikembangkan oleh pusat seni kaligrafi Arab.
Seni kaligrafi Arab bukan hanya sekedar pengetahuan yang bersifat teoritis belaka tetapi peran seni kaligrafi arab ini sudah menjadi ajang lomba ditingkat kelurahan, kecamatan, kota/ kabupaten dan tingkat nasional antar propinsi malahan sudah sampai ke tingkat level internasional. Bukan itu saja dari hasil seni kaligrafi Arab dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang menjanjikan dari segi finansial. Untuk itulah perlu mensosialisasikan seni kaligrafi Arab ini dikalangan mahasiswa, remaja mesjid, sekolah-sekolah agama, masyarakat pencinta kaligrafi Arab dan ini diperflukan kesinambungan dalam proses penggalian informasi, pembelajaran dan kewirausahaan secara profesional.  
Selama ini kaligrafi hanya diajarkan 1 semester dalam bentuk pengantar kaligrafi di departemen bahasa Arab. Sementara dari segi skill mahasiswa ada beberapa orang yang mempunyai skill kaligrafer ditingkat propinsi pada waktu mengikuti MTQ. Kebutuhan internal dan eksternal perlunya pengembangan paket pembelajaran mengikut tingkatan karena belum ada inovasi pembaharuan pembelajaran kaligrafi pada 3 kategori pembelajaran untuk tingkat dasar, menengah dan lanjutan begitu juga pusat informasi secara ilmiah dan kewirausahaan yang dikelola oleh perguruan Tinggi.
Menulis indah Al-Qur’an atau lazim disebut Kaligrafi Al-Qur’an (al-Khath al-‘Arabi) merupakan salah satu masterpiece yang layak dibanggakan, terutama dalam rentang tamaddun Islam klasik dan modren. Kaligrafi menjadi bagian penting dalam perkembangan tradisi tulis-menulis kaligrafi Al-Qur’an di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda demikian cepat. Kehadiran lembaga-lembaga pembinaan kaligrafi di seluruh nusantara mulai tumbuh dan berkembang. Kondisi ini didukung pula oleh tingginya minat dan animo masyarakat serta sokongan pemerintah, meski masih sebatas memenuhi kebutuhan MTQ.
MASALAH
Di era globalisasi ini, masyarakat reformasi memerlukan inovasi, kreatifitas dan kewirausahawanan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di perguruan Tingggi dan masyarakat oleh karena itu seni kaligrafi Arab perlu digali dan dikembangkan secara ilmiah dan profesional sehingga menjadi suatu skill (keahlian) yang boleh dikomersialisasikan dalam meningkatkan taraf sosio ekonomi masyarakat Indonesia secara lokal, nasional dan internasional. Oleh karena itu keseriusan dan motivasi yang kuat untuk membangun pusat seni kaligrafi Arab sebagai pusat informasi, pembelajaran dan bisnis sangat diperlukan pada masa depan.
Masalahnya seni kaligrafi arab ini merupakan suatu seni kebudayaan Islam jika tidak digali dan dikembangkan maka akan mati apabila pendukungnya tidak lagi menjadikannya sebagai suatu seni yang penting untuk dilestarikan secara terus menerus. Hal ini sesuai dengan dinamika proses kelangsungan eksistensi kebudayaan itu sendiri. Jika seni kaligrafi umat Islam ini dilupakan maka akan merugikan umat Islam sendiri yang memiliki kekayaan khazanah seni tulisan indah yang boleh menganggumkan dan mengangkat prestise kebudayaan Islam dapat dipasarkan ditingkat global. 
Adapun masalah kaligrafi Indonesia
1.      Gabungan Kaligrafi dan Bentuk Tumbuhan. Penggabungan seni kaligrafi dengan bentuk tumbuhan banyak ditemukan di masjid, bangunan publik, buku-buku, maupun sampul mushaf Alquran. Mungkin suatu saat jika mengalami pertumbuhan yang mantap dengan tetap berpijak pada standard khasnya sendiri, bisa saja kaligrafi di Indonesia yang banyak diwarnai seni lukis Barat, menjadi sumbangan tersendiri bagi dunia Islam. Namun selama ini. karena kaligrafi di Indonesia memiliki gaya yang agak menyimpang dari standar, cukup sulit dihargai di negeri Islam yang lain, khususnya di Timur Tengah.
1      Kompetitor produk kaligrafi dipasaran sudah cukup banyak; namun unit usaha yang ingin dikembangkan adalah produk seni kaligrafi Arab yang mengikuti kaedah penulisan ilmu kaligrafi dan mengembangkan seni desain kaligrafi inovatif yang berbasiskan komputer, pengembangan unit educational training kaligrafi, information dan consultation center.
            1.2 TUJUAN
Tujuan program pusat seni kaligrafi Arab Usu sebagai bahagian dari produk Iptek dan inovasi bagi kreativitas kampus (IbIKK)  adalah:
(a) mempercepat proses pengembangan budaya kewira­usahaan melaui pengembangan seni kaligrafi di perguruan tinggi,
(b)  membantu menciptakan akses bagi terciptanya wirausaha baru dikalangan dosen sastra Arab dan Mahasiswa Sastra Arab USU
(c) menunjang otonomi kampus perguruan tinggi melalui perolehan pendapatan mandiri atau bermitra,
(d)  Pusat seni kaligrafi Arab USU memberikan kesempatan dan penga­lam­an kerja kepada mahasiswa
(e)  Para dosen sastra Arab dalam usaha mengembangkan keilmuan seni kaligrafi maka perlu mendorong berkembangnya budaya pemanfaatan hasil riset per­guruan tinggi bagi masyarakat dan
(f) membina net working kerjasama dengan sektor swasta termasuk pihak industri dan sektor pemasaran dalam konteks pengembangan pusat informasi kaligrafi, pusat edukasi kaligrafi secara nasional dan pusat kewirausahaan.
1.3              METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif ialah satu pendekatan penelitian dalam ilmu sosial yang menekankan aspek terhadap manusia, kehidupan, bahasa, budaya dan istilah yang digunakan (Kirk, 1986). Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap situasi kehidupan sosial, di mana peristiwa itu berlaku (Babie, 2002). Relevan sekali pendekatan kualitatif digunakan dalam meneliti sumbangan kaligrafi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di USU
            Kaedah kualitatif ialah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata bertulis atau lisan daripada manusia dan peristiwa yang dapat diamati (Bogdan, 1975:5) dan dianalisis mengikut kerangka teoritis kajian yang terdahulu.  Blaikie (2003:234) menjelaskan pandangannya bahawa untuk melaksanakan penelitian dengan menggunakan kaedah penelitian kualitatif, pengumpulan data yang didapatkan adalah melalui partisipasi observasi dan wawancata secara mendalam dari 20 orang informan utama. 
1.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data melalui peneliatian perpustakaan. Adapun sumber data penelitian melalui dua sumber yaitu : Data sekunder dan data primer. Penulis arikel melakukan pengumpulan data sekunder dimana peneliti menggunakan kaedah kajian perpustakaan yang menggunakan bacaan dari bahan-bahan rujukan seperti buku, jurnal, surat kabar dan majalah.  Kaedah ini perlu untuk mendapatkan informasi tentang kajian ini.  Proses untuk mendapatkan rujukan ini juga dilaksanakan  melalui pencarian data melalui internet di perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Sumber data primer diperolehi penyelidik melalui (teknik) pengumpulan data iaitu:
(i) Observasi/pemerhatian ikut serta.
(ii) survei pasar
1.3.1.1 Observasi Ikut serta ( Participant Observation )
Observasi ikut serta merupakan satu kaedah pendekatan ilmu sosial dalam menjalankan kajian lapangan diseputar USU dengan melihat matakuliah kaligrafi yang dijarkan disastra Arab USU dan kompetensi skill mahasiswa dan para dosen untuk mengembangkan kaligrafi di duni akademik. 
1.3.2.2 Survei Pasar
Jumlah penduduk di Sumatera Utara adalah 12,5 juta, mayoritas beragama Islam (65,5 persen). Sedangkan jumlah penduduk di kota Medan sebanyak 1.235.556 jiwa (Data Departemen Agama Sumatera Utara, 2009). Jumlah umat Islam ini merupakan potensi pasar kaligrafi di Sumatera Utara dan Medan.
Walaupun secara statistik belum ada ditemukan jumlah peminat muslim terhadap produk kaligrafi di Medan dan sumatera Utara serta di Indonesia, namun hal ini dapat direlevansikan dengan perkembangan minat orang terhadap produk kaligrafi yang dibuktikan kebanyakan orang yang beragama Islam menengah ke atas membeli dan memiliki produk kaligrafi menjadi hiasan dekorasi untuk ruangan tamu dan ruangan sholat dengan harga yang lumayan mahal dari ratusan ribu rupiah keatas, bahkan jutaan tergantung keindahan dan kemewahan bahan produk kaligrafi tersebut. Bagi kalangan ekonomi muslim menegah kebawah ada sebagian yang membeli produk kaligrafi dengan hiasan yang sederhana dan terjangkau dengan harga ribuan rupiah saja misalnya tulisan Allah dan Rasulullah dan pada umumnya hiasan dekorasi tersebut ada yang diletakkan diruang sholat atau ruang tamu.
Adapun potensi pasar yang menjadi sasaran konsumen kaligrafi ini yaitu:
1.      Bank-bank Syariah
2.      BMT
3.      Mesjid dan Mushalla
4.      Kantor Departemen Agama
5.      Kantor KUA
6.      Sekolah-sekolah Islam  hingga Perguruan Tinggi Islam
7.      Lingkungan keluarga
8.      Bus/KUPJ
9.      Siswa-siswa sekolah Islam dan Mahasiswa
II. PEMBAHASAN
Bentuk kaligrafi terdiri dari bentuk dasar, bentuk awal, bentuk tengah dan bentuk akhir dari setiap jenis kaligrafi Arab, sehingga dapat diidentifikasi jenis kaligrafi yang bersangkutan yaitu : Koufi, Sulus, Naskhi, Riq’ah, Farisi atau Diwani. Hal ini disebabkan setiap jenis telah memiliki kaedah dan rumus tersendiri dan telah menjadi ketetapan kaligrafi. Menurut Al-Habsyi (1997) terdapat 6 jenis kaligrafi yang tersebar dinegara-negara Islam yaitu :
1.      Kaligrafi (khat) Diwani
2.      Kaligrafi (khat) koufy
3.      Kaligrafi (khat) sulus
4.      Kaligrafi (khat) Naskhi
5.      Kaligrafi (khat) Riq’ah
6.      Kaligrafi (khat) Farisi
Ilmu seni menulis huruf Arab disebut ilmu khat dikenal dengan ilmu kaligrafi Arab atau kaligrafi Islam. Khat berarti : to draw, trace a line, calligraphy, line of communication yang berarti melukis/lukisan, bekas goresan, tulisan indah dan garis yang mengandung arti komunikasi. Ungkapan kaligrafi berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari kata “kalios” yang berarti  indah, “graph” berarti tulisan atau aksara. Kaligrafi berarti tulisan indah (Madina,  1985).
Kaligrafi (khat) adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal (terpisah), letak-letaknya, cara-cara merangkaikannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan bagaimana cara mengubahnya (Sirajuddin, 1985) .
Kaligrafi Arab merupakan sebuah karya seni yang telah diidentikkan dengan keislaman. Seni yang menunjukkan sebuah hasil karya yang berbentuk dekoratif dengan melalui huruf-huruf Arab yang tertata demikian indah dan tinggi nilai estetikanya. Lukisan kaligrafi tidaklah sama dengan khat yang memenuhi standard yang telah ditetapkan para ahli. Hal ini disebabkan khat mempunyai jenis yang bermacam-macam dan dapat membantu kretifitas pembelajaran seni dan usaha jasa yang bernilai ekonomis maka perlu dibuat pusat seni kaligrafi Arab USU.
Program pusat seni kaligrafi Arab ini merupakan bahagian dari Ipteks bagi inovasi  kreatifitas kampus (IbIKK) yang diharapkan mampu mendorong perguruan tinggi khususnya USU dalam membangun akses yang menghasilkan produk jasa dan/atau teknologi hasil ciptaannya sendiri dimana tiga bentuk jasa yang ingin diwujudkan sebagai pusat infomasi kaligrafi di Indonesia, pusat pembelajaran kaligrafi secara sistemik dan bertahap (tingkat dasar, menengah dan lanjutan). Wujudnya program pusat seni kaligrafi Arab di departemen Sastra Arab boleh menjadi badan usaha atau bermitra dengan industri lainnya dan atau dapat didirikan sendiri melalui pengusulan ke DP2M sebagai embrio yang dikelola kelompok dosen sastra Arab sesuai dengan kompetensinya di level departemen Sastra Arab  Fakultas Sastra USU. Sekali didirikan pusat seni kaligrafi Arab ini bahagian dari IbIKK diharapkan terus berkelanjutan sehingga inisiatif awal perlu disusul dengan ketekunan berusaha dan kejelian menangkap peluang pemenuhan kebutuhan masyarakat yang dapat berguna bagi kepentingan pembangunan untuk meningkatkan taraf kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Misi program pusat seni kaligrafi Arab USU ini adalah menciptakan science and technology park di lingkungan perguruan tinggi USU dalam kerangka mengembangluaskan budaya knowledge based economy.  Pusat seni kaligrafi Arab USU untuk menciptakan taman ilmu dan teknologi dalam kerangka mengembangkan budaya pengetahuan yang berbasiskan ekonomi dimana untuk dunia kampus belum ada inovasi bidang seni kaligrafi yang dikembangkan oleh institusi perguruan tinggi untuk sebagai pusat dunia informasi kaligrafi secara ilmiah, dunia pembelajaran sains kaligrafi dan duni pengembangan kewirausahaan kaligrafi dalam kerangka pengembangan ilmu dan teknologi yang berbasiskan ekonomi. 

2.1 Keunikan dan keunggulan produk pada Kaligrafi Arab dan ketepatan IPTEK :
a.       Kaedah penulisan kaligrafi yang benar , adapun contoh kaligrafi yang memilki nilai seni tinggi namun tidak mengikuti pedoman atau kaedah penulisan kaligrafi, contoh kaligrafi kalimat LAILAHA ILLALLAH dalam bentuk orang yang sedang duduk Tahiyat; huruf dal ditaruk diputar ditarik kekepala, menulis huruf ha nya tidak sesuai dg tulisan arab.
b.      Menggunakan bahan lokal seperti ulos, guna untuk menggandeng budaya asal yaitu sumatera utara serta pengembangan dunia pariwisata  dengan budaya Islam dalam hal ini kaligrafi dengan tujuan mampu bersaing di dunia pasar dengan keunikan yang dimiliki.
c.       Adapun desain kaligrafi berbasiskan desain teknologi computer.
d.      Terdapat 3 unit usaha yang akan dikembangkan, yaitu ;
1.      Konsultan dan pusat layanan informasi ilmiah kaligrafi.
2.      Konsultan Edukasi; tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat lanjutan.
3.      Produksi kaligrafi yang berbasis IPTEK.
Dari segi Pusat informasi ilmiah dan konsultan informasi  berusaha memberikan pelayananan konsultasi dan informasi ilmiah secara mendasar dan komprehensif  tentang kaligrafi. Pelayanan ini dapat dilakukan sosialisasinya melalui tatap muka ataupun melalui internet. Adapun layanan informasi yang akan diberikan adalah :
·        Sejarah kaligrafi didunia Islam dari zaman Rasulullah sehingga abad 20
·        Sejarah kaligrafi di Indonesia
·        Teori-teori kaligrafi
·        Manfaat kaligrafi dalam pembangunan bangsa
·        Model-model tulisan kaligrafi
·        Cara praktis belajar kaligrafi

Dari segi pusat informasi dan pembelajaran belum ada ditemukan kompetitor produksi edukasi secara profesional khususnya di Indonesia yang dikelola oleh perguruan Tinggi, keunggulan produk dari aspek ini adalah menginovasi modul pembelajaran kaligrafi secara komprehensif dan sistematis dari pembelajaran kaligrafi untuk tingkat dasar, menengah dan lanjutan. Kesemuanya akan dipasarkan kepada sekolah-sekolah Islam dan masyarakat Islam di kota Medan dari murid-murid yang berminat di sekolah Taman Kanak-kanak sehingga sekolah Menegah Atas dan mahasiswa Islam serta remaja mesjid dan masyarkat Islam pencinta seni kaligrafi.
·        Membuat materi ajar perpaket untuk tingkat dasar dengan materi sbb :
-         Belajar menulis huruf Arab
-         Belajar menulis seni kaligrafi huruf Arab
-         Belajar menulis satu kata huruf Arab dan satu kata huruf Arab dengan seni kaligrafi.
-         Belajar teori kaligrafi khat Naskhi
-         Menulis satu model tulisan kaligrafi yang biasa digunakan umum yaitu Kaligrafi (khat) Naskhi
·        Membuat materi ajar perpaket untuk tingkat menengah dengan materi sbb :
-         Belajar menulis tiga kata huruf Arab
-         Belajar menulis seni kaligrafi Arab dari tiga kata huruf Arab
-         Belajar 2 teori kaligrafi yaitu khat khoufy dan khat Riq’ah
-         Menulis dua model tulisan kaligrafi Arab yaitu Kaligrafi (khat) koufy yaitu kaligrafi (khat) sulus.
·        Membuat materi ajar perpaket untuk tingkat lanjutan dengan materi sbb :
-         Belajar menulis kalimat huruf Arab
-         Belajar menulis seni kaligrafi Arab dari kalimat huruf Arab
-         Belajar 3 teori kaligrafi yaitu : (1) khat farisi (2) Diwani  (3) Riq’ahBelajar
-          Belajar teori kaligrafi khat Menulis tiga model tulisan kaligrafi Arab yaitu Kaligrafi (khat) farisi, kaligrafi (khat) Diwani dan kaligrafi (khat) Riq’ah

e.    Segi produk; berdasarkan observasi dipasaran, kaligrafi yang ada di kota Medan dikelola oleh home industry dan sanggar kaligrafi yang dikelola oleh para wirausahawan lebih kurang terdapat lima sanggar di Medan. Berdasarkan situasi ini di Medan khususnya dan di Indonesia umumnya, belum ada yang diproduksi oleh Perguruan Tinggi di Indonesia. Pusat Seni kaligrafi USU berusaha untuk melahirkan produk yang berkualitas dan terjangkau dengan harga murah dan dapat dibeli  masyarakat misalnya pembuatan stiker kaligrafi yang dapat dibeli oleh semua masyarakat Islam ataupun pembuatan produk kaligrafi dari barang bekas seperti koran dan lain-lain yang dibentuk menjadi hiasan kaligrafi dan pembuatan tshirt kaligrafi dengan tulisan non ayat alquran dan hadis namun dari tulisan huruf-huruf dan kata Arab seperti : khalifah, ilmu, hubbul watan (cinta tanah air), dsb.
f.          Segi pemasaran, selama ini pemasaran kompetitor produk kaligrafi belum begitu kelihatan kecuali ada pameran–pameran atau ada yang dipasarkan dari door to door atau belum terlihat di semua supermarket yang ada di Medan seperti care four dll. Terdapat Pusat perbelajaan tertentu di Medan ada yang menjual produk kaligrafi, namun harganya cukup mahal bagi kalangan ekonomi menengah kebawah. Pusat seni kaligrafi Arab USU berusaha menginovasi desain kaligrafi baru dan unik secara berkualitas dan murah sehingga dapat dibeli oleh kalangan muslim pencinta seni kaligrafi dari golongan menengah kebawah
g.         Dari segi hak kekayaan intelektual PT belum pernah ada produk pusat kaligrafi Arab di Perguruan Tinggi di Indonesia yang pernah mendapatkan HKI. Oleh karena itu pusat seni kaligrafi Arab USU ini berpeluang untuk mendapat HKI di masa depan karena produk inovasinya adalah :
(a)      Sebagai pusat konsultasi dan infomasi ilmiah kaligrafi Arab di Indonesia
(b)     Sebagai pusat pembelajaran kaligrafi secara sistematis, praktis dan profesional dengan paket-paket pembelajaran tingkat dasar, menengah dan lanjutan.
(c)      Pusat kewirausahaan yang dikelola oleh dunia perguruan Tinggi khususnya USU melalui produk seni kaligrafi Arab seperti stiker, t-shirt, hiasan dekorasi dinding rumah, mesjid dan lain-lain.
Uji Kualitas/Standar Mutu
1.      Kaidah penulisan
2.      Kerapian
3.      Keindahan
4.      Kebersihan
5.      Banyak pesanan

Menurut Sirajuddin (1985) bahwa bentuk tulisan barulah dianggap benar jika memiliki lima kriterianya yaitu sebagai berikut : yaitu setiap huruf harus mendapatkan
a.       Taufiah (tepat), yaitu setiap huruf harus mendapatkan usapan sesuai dengan bagiannya, dari lengkungan, kebujuran dan kebengkokannya
b.      Itman (tuntas), yaitu setiap huruf harus diberi ukuran yang utuh, dari panjang, pendek, tipis dan tebalnya.
c.       Ikmal (sempurna) yaitu, setiap usapan garis harus sesuai dengan kecantikan bentuk yang wajar, baik dalam gaya tegak, terlentang memutar dan melengkung
d.      Isba’ (padat) yaitu setiap usapan garis harus mendapat sentuhan pas dari mata pena sehingga terbentuk suatu keserasian. Dengan demikian tidak terjadi ketimpangan, dimana satu bagian tampak terlalu tipis atau kelewat tebal dari bagiannya, kecuali pada wilayah-wilayah sentuh an yang mengehendaki demikian.
e.       Irsal  (lancar) yaitu menggoreskan kalam secara cepat tepat, tidak tersandung atau tertahan-tahan sehingga menyusahkan. Atau mogok ditengah-tengah sehingga menimbulkan getaran tangan yang akibatnya merusak tulisan yang sedang digoreskan.
Untuk menentukan ukuran yang seharusnya, dibentuk dalam suatu tulisan, diletakkan suatu sistem aturan dasar kaligrafi yang lengkap, yaitu didasarkan kepada titik belah ketupat sebagai kesatuan ukuran. Kemudian dirancang kembali bentuk-bentuk ukuran (geometrikal) tulisan sambil menentukan model dan ukuran menurut besarnya dengan memakai “titik belah ketupat”,  “pedoman alif” dan “pedoman bulatan” atau lingkaran.
Ketepatan pemilihan ilmu pengetahuan dan teknologi pada unit usaha Pusat Seni dan Bisnis Kaligrafi Arab USU ini adalah :
a.       Pengembangan ilmu kaligrafi yang terdiri dari Kaligrafi (khat) Diwani, Kaligrafi (khat) kufy, Kaligrafi (khat) tsulus, Kaligrafi (khat) Naskhi, Kaligrafi (khat) Riq’ah, kaligrafi khat Raihani dan Kaligrafi (khat) Farisi. 
KALIGRAFI
b.      Kaedah penulisan ilmu kaligrafi yang tepat yaitu : (1) Taufiah (tepat), yaitu setiap huruf harus mendapatkan usapan sesuai dengan bagiannya, dari lengkungan, kebujuran dan kebengkokannya (2) Itman (tuntas), yaitu setiap huruf harus diberi ukuran yang utuh, dari panjang, pendek, tipis dan tebalnya (3) Ikmal (sempurna) yaitu, setiap usapan garis harus sesuai dengan kecantikan bentuk yang wajar, baik dalam gaya tegak, terlentang memutar dan melengkung         (4) Isba’ (padat) yaitu setiap usapan garis harus mendapat sentuhan pas dari mata pena sehingga terbentuk suatu keserasian. Dengan demikian tidak terjadi ketimpangan, dimana satu bagian tampak terlalu tipis atau kelewat tebal dari bagiannya, kecuali pada wilayah-wilayah sentuhan yang mengehendaki demikian (5) Irsal  (lancar) yaitu menggoreskan kalam secara cepat tepat, tidak tersandung atau tertahan-tahan sehingga menyusahkan. Atau mogok ditengah-tengah sehingga menimbulkan getaran tangan yang akibatnya merusak tulisan yang sedang digoreskan.
c.       Desain produk kaligrafi menggunakan teknologi komputer. Desain/modul pembelajaran kaligrafi berbasiskan digital komputer untuk paket pembelajaran kaligrafi di tingkat dasar, menengah dan lanjutan.
Tujuan dasar dari penciptaan tulisan adalah untuk mewujudkan bahasa secara visual untuk menyampaikan informasi bagi diri kita sendiri atau orang lain. Kaligrafi mencakup dua unsur utama yaitu unsur tulisan yang mengutamakan prinsip keterbacaan dan unsur estetika / seni yang mengutamakan prinsip-prinsip proporsi, komposisi, keseimbangan dan ekspresi.
Dalam dunia tulisan dikenal istilah grafem yaitu suatu simbol yang digunakan dalam suatu sistem tulisan. Simbol ini bermacam-macam seperti Huruf, angka, titik, koma, atau Fathah, kasrah, dlommah, sukun dalam bahasa Arab, atau “karakter” dalam tulisan Tionghoa, atau “curek” dan “pamaeh” dalam aksara Sunda
Sistem tulisan ada beberapa jenis :
1. Sistem logografis yaitu sistem yang memfungsikan grafem untuk menandai satu kata seluruhnya seperti tulisan kanji yang dipakai di Tiongkok (cina)
1.    Sistem silabis yaitu sistem yang yang memfungsikan grafem untuk menandai suku kata
3. Sistem Alfabetis yaitu sistem yang memfungsikan grafem untuk menandai bunyi yang terdapat dalam suatu kata seperti yang digunaan dalam tulisan Latin.
4. Sistem Campuran
Semua sistem tulisan yang ada di dunia sifatnya terbatas, oleh sebab itu para ahli bahasa menciptakan suatu sistem tulisan yang disebut International Phonetic Alphabet (IPA) untuk kepentingan menganalisa beraneka ragam sistem tulisan yang terbatas itu.
Sistem tulisan mempunyai sejarah perkembangan yang cukup panjang dan sepertinya memiliki keterkaitan satu sama lain. Di Mesir ada tulisan kuno hieroglif, tulisan Arab Hijaiyah dulunya berkembang dari sistem tulisan Aramaik, Bangsa Yunani pun mengembangkan sistem tulisan Phoenicia menjadi tulisan Latin yang kita kenal saat ini, dan seterusnya sistem tulisan Phoenicia inipun digunakan oleh orang-orang Roma (Italia), Euboea, Etruria, dan bangsa Eropa lainnya.
Tradisi baca-tulis di kalangan bangsa Arab pra-Islam pada umumnya baru tersebar di kalangan tertentu khususnya di kalangan rahib-rahib Nasrani. Pada masa Islam sistem tulisan Arab ini mengalami perkembangan penyempurnaan seperti apa yang telah dilakukan oleh Imam Abu al-Aswad Ad-Dualy yang telah memberikan tanda titik untuk beberapa grafem yang memiliki kesamaan bentuk sehingga tidak lagi membingungkan.
Sistem tulisan Arab pada masa Islam ini memiliki peran penting dalam proses dakwah Islam. Di samping karena Islam sendiri memang sangat berperan dalam memicu perubahan budaya bangsa Arab, pada Abad ke-13 telah berkembang suatu pandangan bahwa agama dalam hal ini Islam telah mendasari semangat perkembangan IPTEK. Hal ini bisa dibuktikan dengan turunnya wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang telah membuka kesadaran pentingnya budaya baca-tulis sebagai titik awal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.2 Dampak Dan Manfaat Dari Aspek Sosial Ekonomi
Dari segi dampak dan manfaat ipteks bagi inovasi kreativitas kampus (IbIKK) dari aspek sosial ekonomi untuk kebutuhan masyarakat secara nasional yaitu :
(a)                    membawa dampak dan manfaat income masyarakat secara lokal dan nasional, ini  diprediksi dari kebutuhan dan minat masyarakat untuk belajar dan membeli produk kaligrafi di Sumatera Utara dan dipasarkan secara nasional serta internasional secara bertahap sebagaimana seperti yang dikembangkan oleh Syekh Puji yang mampu meluaskan jaringan pasaran luar negeri
(b)                    Dari segi hubungan ilmu sastra dan ekonomi dapat dilihat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan teknologi melalui salah satu karya sastra arab seni kaligrafi arab, ketika diproduksikan secara bisnis maka aspek seni dan komersil yang akan dikembangkan secara profesional.


BAB III. KESIMPULAN

Sumbangan seni kaligrafi arab dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Universitas Sumatera Utara merupakan hal yang sangat penting untuk diteliti, dibahas dan digali dari segi kepentingan dunia akademik. Kaligrafi Arab merupakan ilmu penting yang perlu dikembangkan oleh USU untuk kepentingan dunia edukasi pembelajaran mahasiswa dan sosio edukasi dan pembelajaran bagi masyarakat serta aspek bisnis yang perlu digali dan dikembangkan oleh pusat seni kaligrafi Arab USU.
Seni kaligrafi Arab bukan hanya sekedar pengetahuan yang bersifat teoritis belaka tetapi peran seni kaligrafi arab ini sudah menjadi ajang lomba ditingkat kelurahan, kecamatan, kota/ kabupaten dan tingkat nasional antar propinsi malahan sudah sampai ke tingkat level internasional. Bukan itu saja dari hasil seni kaligrafi Arab dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang menjanjikan dari segi finansial. Untuk itulah perlu mensosialisasikan seni kaligrafi Arab ini dikalangan mahasiswa, remaja mesjid, sekolah-sekolah agama, masyarakat pencinta kaligrafi Arab dan ini diperflukan kesinambungan dalam proses penggalian informasi, pembelajaran dan kewirausahaan secara profesional ditingkat sumatera Utara, nasional dan internasional.  
Bentuk kaligrafi terdiri dari bentuk dasar, bentuk awal, bentuk tengah dan bentuk akhir dari setiap jenis kaligrafi Arab, sehingga dapat diidentifikasi jenis kaligrafi yang bersangkutan yaitu : Koufi, Sulus, Naskhi, Riq’ah, Farisi atau Diwani. Ilmu seni menulis huruf Arab disebut ilmu khat dikenal dengan ilmu kaligrafi Arab atau kaligrafi Islam. Kaligrafi (khat) adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal (terpisah), letak-letaknya, cara-cara merangkaikannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun indah secara manual dan berbasis teknologi digital untuk pengembangan produk pariwisata Sumatera Utara melalui media kain songket Batu Bara dan Ulos Batak sebagai ciri khas klaigrafi Arab di USU ini.

DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rahim. 1410 H. Durusul Lugah Arabiah Ligoirin Natiqina biha. Mekah:    Almukarramah
Al-Baba Kamil. 1992. Dinamika kaligrafi Islam. Jakarta : Darul Ulum Press.
Al-Habsyi, Husein. 1977. Khat Seni Kaligrafi. Kudus : Menara
Al-Quran dan Terjemahannya. 1985. Jakarta : Departemen Agama.
Madina Z. Maan. 1985. Arabic English Dictionary. Beirut : Darul ilmi
Munir M. Misbachul. 1991. 325 Contoh Kaligrafi Arab. Surabaya : Apollo
Musa Hasim. 1985. Pentingnya Pengajaran Bahasa Arab Di Sekolah-Sekolah Umum di Indonesia. Malang : FPBS IKIP
Nurcholis Majid. 1988. Bahasa Arab dan Perkembangan Indonesia Modern. Jakarta : Para Madina
Noerzaman Dede. 1986.  Kaligrafi dan Tahsinul Khat. Bandung : Pustaka
Sirajuddin D. 1992. Seni Kaligrafi Islam. Jakarta : Multi Kreasi
-------------- 1985. Seni Kaligrafi Islam. Jakarta : Pustaka Panji Mas
Yudoseputro Wiyoso. 1986. Pengantar Seni Rupa Islam di Indonesia. Bandung : Angkasa
Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar