PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI MELALUI SENI KALIGRAFI ARAB UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Oleh : Dra. Pujiati M.Soc.Sc.Ph.D
Fakultas Sastra USU
PENDAHULUAN
Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Universitas Sumatera Utara melalui seni kaligrafi arab merupakan
hal yang sangat penting untuk diteliti, dibahas dan digali dari segi
kepentingan dunia akademik. Masalah dalam artikel ialah ditemukan kaligrafi di Indonesia memiliki gaya yang agak menyimpang
dari standar penulisan kaligrafi yang baku, sehingga hal ini menyebabkan cukup sulitnya berkembanganya kaligrafi Indonesia untuk
dihargai dipasaran luar negeri dan negara-negara Islam lainnya, khususnya di
Timur Tengah. Tujuannya ialah agar pusat seni kaligrafi Arab USU dapat berkembang
menjadi bagian dari produk Ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi bagi
kreativitas kampus USU yang diakui untuk pasaran domestik, nasional dan
internasional dengan ciri khas pengembangan pariwisata Sumatera Utara melalui
media tenunan ulos dan songket sebagai produk desain kaligrafi secara manual
dan berbasis teknologi digital. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif ialah
satu pendekatan penelitian dalam ilmu sosial yang menekankan aspek
terhadap manusia, kehidupan, bahasa, budaya dan istilah yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode perpustakaan (library research) dan penelitian lapangan melalui
observasi dan survei pasar. Misi program pusat seni kaligrafi Arab USU ini adalah menciptakan science and technology park di
lingkungan perguruan tinggi USU dalam kerangka mengembangluaskan budaya knowledge based economy. Pusat seni kaligrafi Arab USU untuk menciptakan taman ilmu dan teknologi
dalam kerangka mengembangkan budaya pengetahuan yang berbasiskan ekonomi dimana
untuk dunia kampus belum ada inovasi bidang seni kaligrafi yang dikembangkan
oleh institusi perguruan tinggi untuk sebagai pusat dunia informasi kaligrafi
secara ilmiah, dunia pembelajaran sains kaligrafi dan duni pengembangan
kewirausahaan kaligrafi dalam kerangka pengembangan ilmu dan teknologi yang
berbasiskan ekonomi.
Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
Sisdiknas) nomor
20 tahun 2003 Bab II pasal 3 disebutkan bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Sejalan dengan itu
dikembangkan iklim informasi, pembelajaran dan kewirausahaan dikalangan dosen
dan mahasiswa bahasa Arab yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri, bergairah
dan penuh minat. Ketiga unsur ini sangat mendukung wujudnya pusat seni
kaligrafi Arab di Universitas Sumatera Utara. Kaligrafi Arab merupakan ilmu
penting yang perlu dikembangkan oleh USU untuk kepentingan dunia edukasi pembelajaran
mahasiswa dan sosio edukasi dan pembelajaran bagi masyarakat serta aspek bisnis
yang perlu digali dan dikembangkan oleh pusat seni kaligrafi Arab.
Seni kaligrafi Arab
bukan hanya sekedar pengetahuan yang bersifat teoritis belaka tetapi peran seni
kaligrafi arab ini sudah menjadi ajang lomba ditingkat kelurahan, kecamatan,
kota/ kabupaten dan tingkat nasional antar propinsi malahan sudah sampai ke
tingkat level internasional. Bukan itu saja dari hasil seni kaligrafi Arab
dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang menjanjikan dari segi finansial. Untuk
itulah perlu mensosialisasikan seni kaligrafi Arab ini dikalangan mahasiswa,
remaja mesjid, sekolah-sekolah agama, masyarakat pencinta kaligrafi Arab dan
ini diperflukan kesinambungan dalam proses penggalian informasi, pembelajaran
dan kewirausahaan secara profesional.
Selama ini kaligrafi hanya diajarkan 1 semester dalam
bentuk pengantar kaligrafi di departemen bahasa Arab. Sementara dari segi skill
mahasiswa ada beberapa orang yang mempunyai skill kaligrafer ditingkat propinsi
pada waktu mengikuti MTQ. Kebutuhan internal dan eksternal perlunya
pengembangan paket pembelajaran mengikut tingkatan karena belum ada inovasi
pembaharuan pembelajaran kaligrafi pada 3 kategori pembelajaran untuk tingkat
dasar, menengah dan lanjutan begitu juga pusat informasi secara ilmiah dan
kewirausahaan yang dikelola oleh perguruan Tinggi.
Menulis indah Al-Qur’an atau lazim disebut Kaligrafi Al-Qur’an (al-Khath
al-‘Arabi) merupakan salah satu masterpiece yang layak dibanggakan,
terutama dalam rentang tamaddun Islam klasik dan modren. Kaligrafi
menjadi bagian penting dalam perkembangan tradisi tulis-menulis kaligrafi
Al-Qur’an di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda demikian cepat.
Kehadiran lembaga-lembaga pembinaan kaligrafi di seluruh nusantara mulai tumbuh
dan berkembang. Kondisi ini didukung pula oleh tingginya minat dan animo
masyarakat serta sokongan pemerintah, meski masih sebatas memenuhi kebutuhan
MTQ.
MASALAH
Di
era globalisasi ini, masyarakat reformasi memerlukan inovasi, kreatifitas dan
kewirausahawanan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di perguruan
Tingggi dan masyarakat oleh karena itu seni kaligrafi Arab perlu digali dan
dikembangkan secara ilmiah dan profesional sehingga menjadi suatu skill
(keahlian) yang boleh dikomersialisasikan dalam meningkatkan taraf sosio
ekonomi masyarakat Indonesia secara lokal, nasional dan internasional. Oleh
karena itu keseriusan dan motivasi yang kuat untuk membangun pusat seni
kaligrafi Arab sebagai pusat informasi, pembelajaran dan bisnis sangat
diperlukan pada masa depan.
Masalahnya
seni kaligrafi arab ini merupakan suatu seni kebudayaan Islam jika tidak digali
dan dikembangkan maka akan mati apabila pendukungnya tidak lagi menjadikannya
sebagai suatu seni yang penting untuk dilestarikan secara terus menerus. Hal
ini sesuai dengan dinamika proses kelangsungan eksistensi kebudayaan itu
sendiri. Jika seni kaligrafi umat Islam ini dilupakan maka akan merugikan umat
Islam sendiri yang memiliki kekayaan khazanah seni tulisan indah yang boleh
menganggumkan dan mengangkat prestise kebudayaan Islam dapat dipasarkan
ditingkat global.
Adapun
masalah kaligrafi Indonesia
1.
Gabungan
Kaligrafi dan Bentuk Tumbuhan. Penggabungan seni kaligrafi dengan bentuk
tumbuhan banyak ditemukan di masjid, bangunan publik, buku-buku, maupun sampul
mushaf Alquran. Mungkin suatu saat jika mengalami pertumbuhan yang mantap
dengan tetap berpijak pada standard
khasnya sendiri, bisa saja kaligrafi di Indonesia yang banyak diwarnai seni
lukis Barat, menjadi sumbangan tersendiri bagi dunia Islam. Namun selama ini. karena kaligrafi di
Indonesia memiliki gaya yang agak menyimpang dari standar, cukup sulit dihargai
di negeri Islam yang lain, khususnya di Timur Tengah.
1
Kompetitor
produk kaligrafi dipasaran sudah cukup banyak; namun unit usaha yang ingin
dikembangkan adalah produk seni kaligrafi Arab yang mengikuti kaedah penulisan ilmu
kaligrafi dan mengembangkan seni desain kaligrafi inovatif yang berbasiskan
komputer, pengembangan unit educational training kaligrafi, information dan
consultation center.
1.2 TUJUAN
Tujuan program pusat seni kaligrafi Arab Usu sebagai bahagian dari
produk Iptek dan inovasi bagi kreativitas kampus (IbIKK) adalah:
(a) mempercepat
proses pengembangan budaya kewirausahaan melaui pengembangan seni kaligrafi di perguruan tinggi,
(b) membantu menciptakan akses bagi terciptanya
wirausaha baru dikalangan dosen
sastra Arab dan Mahasiswa Sastra Arab USU
(c) menunjang
otonomi kampus perguruan tinggi melalui perolehan pendapatan mandiri atau
bermitra,
(d) Pusat
seni kaligrafi Arab USU memberikan
kesempatan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa
(e) Para
dosen sastra Arab dalam usaha mengembangkan keilmuan seni kaligrafi maka perlu mendorong berkembangnya budaya pemanfaatan hasil riset
perguruan tinggi bagi masyarakat dan
(f) membina net working kerjasama
dengan sektor swasta termasuk pihak industri dan sektor pemasaran dalam konteks pengembangan pusat informasi kaligrafi,
pusat edukasi kaligrafi secara nasional dan pusat kewirausahaan.
1.3
METODE
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif
ialah satu pendekatan penelitian dalam ilmu sosial yang menekankan
aspek terhadap manusia, kehidupan, bahasa, budaya dan istilah yang digunakan
(Kirk, 1986). Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam terhadap situasi kehidupan sosial, di mana peristiwa itu berlaku
(Babie, 2002). Relevan sekali pendekatan kualitatif digunakan dalam meneliti sumbangan kaligrafi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di USU
Kaedah
kualitatif ialah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa
kata-kata bertulis atau lisan daripada manusia dan peristiwa yang dapat diamati
(Bogdan, 1975:5) dan dianalisis mengikut kerangka teoritis kajian yang
terdahulu. Blaikie (2003:234)
menjelaskan pandangannya bahawa untuk melaksanakan penelitian dengan
menggunakan kaedah penelitian kualitatif, pengumpulan data yang didapatkan
adalah melalui partisipasi observasi dan wawancata secara mendalam
dari 20 orang informan utama.
1.3.1 Teknik
Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data melalui peneliatian
perpustakaan. Adapun sumber data penelitian melalui dua sumber yaitu : Data
sekunder dan data primer. Penulis arikel melakukan pengumpulan data sekunder dimana peneliti menggunakan kaedah kajian
perpustakaan yang menggunakan bacaan dari bahan-bahan rujukan seperti buku,
jurnal, surat kabar
dan majalah. Kaedah ini perlu untuk
mendapatkan informasi
tentang kajian ini. Proses untuk
mendapatkan rujukan ini juga dilaksanakan
melalui pencarian data melalui
internet
di perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Sumber
data primer diperolehi penyelidik melalui (teknik) pengumpulan data iaitu:
(i)
Observasi/pemerhatian ikut serta.
(ii) survei pasar
1.3.1.1
Observasi Ikut serta (
Participant Observation )
Observasi
ikut serta merupakan satu kaedah pendekatan ilmu sosial
dalam menjalankan kajian lapangan
diseputar USU dengan melihat matakuliah kaligrafi yang dijarkan disastra Arab
USU dan kompetensi skill mahasiswa dan para dosen untuk mengembangkan kaligrafi
di duni akademik.
1.3.2.2
Survei Pasar
Jumlah
penduduk di Sumatera Utara adalah 12,5 juta, mayoritas beragama Islam (65,5
persen). Sedangkan jumlah penduduk di kota Medan sebanyak 1.235.556 jiwa (Data
Departemen Agama Sumatera Utara, 2009). Jumlah umat Islam ini merupakan potensi
pasar kaligrafi di Sumatera Utara dan Medan.
Walaupun
secara statistik belum ada ditemukan jumlah peminat muslim terhadap produk
kaligrafi di Medan dan sumatera Utara serta di Indonesia, namun hal ini dapat
direlevansikan dengan perkembangan minat orang terhadap produk kaligrafi yang
dibuktikan kebanyakan orang yang beragama Islam menengah ke atas membeli dan
memiliki produk kaligrafi menjadi hiasan dekorasi untuk ruangan tamu dan
ruangan sholat dengan harga yang lumayan mahal dari ratusan ribu rupiah keatas,
bahkan jutaan tergantung keindahan dan kemewahan bahan produk kaligrafi
tersebut. Bagi kalangan ekonomi muslim menegah kebawah ada sebagian yang
membeli produk kaligrafi dengan hiasan yang sederhana dan terjangkau dengan
harga ribuan rupiah saja misalnya tulisan Allah dan Rasulullah dan pada umumnya
hiasan dekorasi tersebut ada yang diletakkan diruang sholat atau ruang tamu.
Adapun
potensi pasar yang menjadi sasaran konsumen kaligrafi ini yaitu:
1.
Bank-bank
Syariah
2.
BMT
3.
Mesjid dan
Mushalla
4.
Kantor
Departemen Agama
5.
Kantor KUA
6.
Sekolah-sekolah
Islam hingga Perguruan Tinggi Islam
7.
Lingkungan
keluarga
8.
Bus/KUPJ
9.
Siswa-siswa
sekolah Islam dan Mahasiswa
II. PEMBAHASAN
Bentuk
kaligrafi terdiri dari bentuk dasar, bentuk awal, bentuk tengah dan bentuk
akhir dari setiap jenis kaligrafi Arab, sehingga dapat diidentifikasi jenis
kaligrafi yang bersangkutan yaitu : Koufi, Sulus, Naskhi, Riq’ah, Farisi atau
Diwani. Hal ini disebabkan setiap jenis telah memiliki kaedah dan rumus
tersendiri dan telah menjadi ketetapan kaligrafi. Menurut Al-Habsyi (1997) terdapat
6 jenis kaligrafi yang tersebar dinegara-negara Islam yaitu :
1.
Kaligrafi
(khat) Diwani
2.
Kaligrafi
(khat) koufy
3.
Kaligrafi
(khat) sulus
4.
Kaligrafi
(khat) Naskhi
5.
Kaligrafi
(khat) Riq’ah
6.
Kaligrafi
(khat) Farisi
Ilmu seni menulis huruf Arab disebut ilmu khat dikenal dengan ilmu
kaligrafi Arab atau kaligrafi Islam. Khat berarti : to draw, trace a line,
calligraphy, line of communication yang berarti melukis/lukisan, bekas goresan,
tulisan indah dan garis yang mengandung arti komunikasi. Ungkapan kaligrafi
berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari kata “kalios” yang berarti indah, “graph” berarti tulisan atau aksara.
Kaligrafi berarti tulisan indah (Madina,
1985).
Kaligrafi
(khat) adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal
(terpisah), letak-letaknya, cara-cara merangkaikannya menjadi sebuah tulisan
yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara
menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang
perlu digubah dan menentukan bagaimana cara mengubahnya (Sirajuddin, 1985) .
Kaligrafi
Arab merupakan sebuah karya seni yang telah diidentikkan dengan keislaman. Seni
yang menunjukkan sebuah hasil karya yang berbentuk dekoratif dengan melalui
huruf-huruf Arab yang tertata demikian indah dan tinggi nilai estetikanya.
Lukisan kaligrafi tidaklah sama dengan khat yang memenuhi standard yang telah
ditetapkan para ahli. Hal ini disebabkan khat mempunyai jenis yang
bermacam-macam dan dapat membantu kretifitas pembelajaran seni dan usaha jasa
yang bernilai ekonomis maka perlu dibuat pusat seni kaligrafi Arab USU.
Program pusat seni kaligrafi Arab ini merupakan bahagian dari Ipteks
bagi inovasi kreatifitas kampus (IbIKK) yang diharapkan
mampu mendorong perguruan tinggi khususnya
USU dalam membangun akses yang
menghasilkan produk jasa dan/atau teknologi hasil ciptaannya sendiri dimana tiga bentuk jasa yang ingin diwujudkan sebagai
pusat infomasi kaligrafi di Indonesia, pusat pembelajaran kaligrafi secara
sistemik dan bertahap (tingkat dasar, menengah dan lanjutan). Wujudnya program pusat
seni kaligrafi Arab di departemen Sastra Arab boleh menjadi badan usaha atau bermitra dengan industri lainnya dan atau dapat
didirikan sendiri melalui
pengusulan ke DP2M sebagai embrio yang dikelola kelompok dosen sastra
Arab sesuai dengan kompetensinya di
level departemen
Sastra Arab Fakultas Sastra USU.
Sekali didirikan pusat seni
kaligrafi Arab ini bahagian dari IbIKK
diharapkan terus berkelanjutan sehingga inisiatif awal perlu disusul dengan
ketekunan berusaha dan kejelian menangkap peluang pemenuhan kebutuhan
masyarakat yang dapat berguna
bagi kepentingan pembangunan untuk meningkatkan taraf kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Misi program pusat seni kaligrafi Arab USU ini adalah menciptakan science
and technology park di lingkungan perguruan tinggi USU dalam
kerangka mengembangluaskan budaya knowledge
based economy. Pusat seni kaligrafi Arab USU untuk menciptakan taman ilmu dan teknologi dalam kerangka mengembangkan
budaya pengetahuan yang berbasiskan ekonomi dimana untuk dunia kampus belum ada
inovasi bidang seni kaligrafi yang dikembangkan oleh institusi perguruan tinggi
untuk sebagai pusat dunia informasi kaligrafi secara ilmiah, dunia pembelajaran
sains kaligrafi dan duni pengembangan kewirausahaan kaligrafi dalam kerangka
pengembangan ilmu dan teknologi yang berbasiskan ekonomi.
2.1 Keunikan dan
keunggulan produk
pada Kaligrafi
Arab
dan ketepatan IPTEK :
a.
Kaedah penulisan
kaligrafi yang benar , adapun contoh kaligrafi yang memilki nilai seni
tinggi namun tidak mengikuti pedoman atau kaedah penulisan kaligrafi, contoh
kaligrafi kalimat LAILAHA ILLALLAH dalam
bentuk orang yang sedang duduk Tahiyat; huruf dal ditaruk diputar ditarik
kekepala, menulis huruf ha nya tidak sesuai dg tulisan arab.
b.
Menggunakan
bahan lokal seperti ulos, guna untuk menggandeng budaya asal yaitu sumatera
utara serta pengembangan dunia pariwisata
dengan budaya Islam dalam hal ini kaligrafi dengan tujuan mampu bersaing
di dunia pasar dengan keunikan yang dimiliki.
c.
Adapun desain
kaligrafi berbasiskan desain teknologi
computer.
d.
Terdapat 3 unit
usaha yang akan dikembangkan, yaitu
;
1. Konsultan
dan pusat layanan informasi ilmiah kaligrafi.
2. Konsultan
Edukasi; tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat lanjutan.
3. Produksi
kaligrafi yang berbasis IPTEK.
Dari segi Pusat informasi ilmiah dan konsultan informasi berusaha memberikan pelayananan
konsultasi dan informasi ilmiah secara mendasar dan komprehensif tentang kaligrafi. Pelayanan ini dapat
dilakukan sosialisasinya melalui tatap muka ataupun melalui internet. Adapun
layanan informasi yang akan diberikan adalah :
·
Sejarah
kaligrafi didunia Islam dari zaman Rasulullah sehingga abad 20
·
Sejarah
kaligrafi di Indonesia
·
Teori-teori
kaligrafi
·
Manfaat
kaligrafi dalam pembangunan bangsa
·
Model-model
tulisan kaligrafi
·
Cara praktis
belajar kaligrafi
Dari segi pusat informasi dan pembelajaran
belum ada ditemukan kompetitor produksi edukasi secara profesional khususnya di
Indonesia yang dikelola oleh perguruan Tinggi, keunggulan produk dari
aspek ini adalah menginovasi modul pembelajaran kaligrafi secara
komprehensif dan sistematis dari pembelajaran kaligrafi untuk tingkat dasar,
menengah dan lanjutan. Kesemuanya akan dipasarkan kepada sekolah-sekolah Islam
dan masyarakat Islam di kota Medan dari murid-murid yang berminat di sekolah
Taman Kanak-kanak sehingga sekolah Menegah Atas dan mahasiswa Islam serta
remaja mesjid dan masyarkat Islam pencinta seni kaligrafi.
·
Membuat
materi ajar perpaket untuk tingkat dasar dengan materi sbb :
-
Belajar
menulis huruf Arab
-
Belajar
menulis seni kaligrafi huruf Arab
-
Belajar
menulis satu kata huruf Arab dan satu kata huruf Arab dengan seni kaligrafi.
-
Belajar teori
kaligrafi khat Naskhi
-
Menulis satu
model tulisan kaligrafi yang biasa digunakan umum yaitu Kaligrafi (khat) Naskhi
·
Membuat
materi ajar perpaket untuk tingkat menengah dengan materi sbb :
-
Belajar
menulis tiga kata huruf Arab
-
Belajar
menulis seni kaligrafi Arab dari tiga kata huruf Arab
-
Belajar 2
teori kaligrafi yaitu khat khoufy dan khat Riq’ah
-
Menulis dua
model tulisan kaligrafi Arab yaitu Kaligrafi (khat) koufy yaitu kaligrafi
(khat) sulus.
·
Membuat
materi ajar perpaket untuk tingkat lanjutan dengan materi sbb :
-
Belajar
menulis kalimat huruf Arab
-
Belajar
menulis seni kaligrafi Arab dari kalimat huruf Arab
-
Belajar 3
teori kaligrafi yaitu : (1) khat farisi (2) Diwani (3) Riq’ahBelajar
-
Belajar teori kaligrafi khat Menulis tiga
model tulisan kaligrafi Arab yaitu Kaligrafi (khat) farisi, kaligrafi (khat)
Diwani dan kaligrafi (khat) Riq’ah
e.
Segi
produk; berdasarkan observasi dipasaran, kaligrafi
yang ada di kota Medan dikelola oleh home industry dan sanggar kaligrafi yang
dikelola oleh para wirausahawan lebih kurang terdapat lima sanggar di Medan.
Berdasarkan situasi ini di Medan khususnya dan di Indonesia umumnya, belum ada
yang diproduksi oleh Perguruan Tinggi di Indonesia. Pusat Seni
kaligrafi USU berusaha untuk melahirkan produk yang berkualitas dan
terjangkau dengan harga murah dan dapat dibeli masyarakat misalnya pembuatan stiker
kaligrafi yang dapat dibeli oleh semua masyarakat Islam ataupun pembuatan
produk kaligrafi dari barang bekas seperti koran dan lain-lain yang dibentuk
menjadi hiasan kaligrafi dan pembuatan tshirt kaligrafi dengan tulisan non ayat
alquran dan hadis namun dari tulisan huruf-huruf dan kata Arab seperti :
khalifah, ilmu, hubbul watan (cinta tanah air), dsb.
f.
Segi
pemasaran, selama ini pemasaran kompetitor produk
kaligrafi belum begitu kelihatan kecuali ada pameran–pameran atau ada
yang dipasarkan dari door to door atau belum terlihat di semua
supermarket yang ada di Medan seperti care four dll. Terdapat Pusat perbelajaan
tertentu di Medan ada yang menjual produk kaligrafi, namun harganya cukup mahal
bagi kalangan ekonomi menengah kebawah. Pusat seni kaligrafi Arab USU
berusaha menginovasi desain kaligrafi baru dan unik secara berkualitas
dan murah sehingga dapat dibeli oleh kalangan muslim pencinta seni kaligrafi
dari golongan menengah kebawah
g.
Dari segi hak
kekayaan intelektual PT belum pernah ada produk pusat kaligrafi Arab di
Perguruan Tinggi di Indonesia yang pernah mendapatkan HKI. Oleh karena itu
pusat seni kaligrafi Arab USU ini berpeluang untuk mendapat HKI di masa depan
karena produk inovasinya adalah :
(a)
Sebagai pusat
konsultasi dan infomasi ilmiah kaligrafi Arab di Indonesia
(b)
Sebagai pusat
pembelajaran kaligrafi secara sistematis, praktis dan profesional dengan
paket-paket pembelajaran tingkat dasar, menengah dan lanjutan.
(c)
Pusat
kewirausahaan yang dikelola oleh dunia perguruan Tinggi khususnya USU melalui
produk seni kaligrafi Arab seperti stiker, t-shirt, hiasan dekorasi dinding
rumah, mesjid dan lain-lain.
Uji Kualitas/Standar Mutu
1.
Kaidah
penulisan
2.
Kerapian
3.
Keindahan
4.
Kebersihan
5.
Banyak
pesanan
Menurut
Sirajuddin (1985) bahwa bentuk tulisan barulah dianggap benar jika memiliki
lima kriterianya yaitu sebagai berikut : yaitu setiap huruf harus mendapatkan
a.
Taufiah
(tepat), yaitu setiap huruf harus mendapatkan usapan sesuai dengan bagiannya,
dari lengkungan, kebujuran dan kebengkokannya
b.
Itman
(tuntas), yaitu setiap huruf harus diberi ukuran yang utuh, dari panjang,
pendek, tipis dan tebalnya.
c.
Ikmal
(sempurna) yaitu, setiap usapan garis harus sesuai dengan kecantikan bentuk yang
wajar, baik dalam gaya tegak, terlentang memutar dan melengkung
d.
Isba’ (padat)
yaitu setiap usapan garis harus mendapat sentuhan pas dari mata pena sehingga
terbentuk suatu keserasian. Dengan demikian tidak terjadi ketimpangan, dimana
satu bagian tampak terlalu tipis atau kelewat tebal dari bagiannya, kecuali
pada wilayah-wilayah sentuh an yang mengehendaki demikian.
e.
Irsal (lancar) yaitu menggoreskan kalam secara
cepat tepat, tidak tersandung atau tertahan-tahan sehingga menyusahkan. Atau
mogok ditengah-tengah sehingga menimbulkan getaran tangan yang akibatnya
merusak tulisan yang sedang digoreskan.
Untuk
menentukan ukuran yang seharusnya, dibentuk dalam suatu tulisan, diletakkan
suatu sistem aturan dasar kaligrafi yang lengkap, yaitu didasarkan kepada titik
belah ketupat sebagai kesatuan ukuran. Kemudian dirancang kembali bentuk-bentuk
ukuran (geometrikal) tulisan sambil menentukan model dan ukuran menurut
besarnya dengan memakai “titik belah ketupat”,
“pedoman alif” dan “pedoman bulatan” atau lingkaran.
Ketepatan pemilihan ilmu pengetahuan dan teknologi pada unit usaha Pusat Seni dan Bisnis Kaligrafi Arab USU ini adalah :
a.
Pengembangan
ilmu kaligrafi yang terdiri dari Kaligrafi (khat) Diwani, Kaligrafi (khat)
kufy, Kaligrafi (khat) tsulus, Kaligrafi (khat) Naskhi, Kaligrafi (khat)
Riq’ah, kaligrafi khat Raihani dan Kaligrafi (khat) Farisi.
b.
Kaedah
penulisan ilmu kaligrafi yang tepat yaitu : (1) Taufiah (tepat), yaitu setiap
huruf harus mendapatkan usapan sesuai dengan bagiannya, dari lengkungan,
kebujuran dan kebengkokannya (2) Itman (tuntas), yaitu setiap huruf harus
diberi ukuran yang utuh, dari panjang, pendek, tipis dan tebalnya (3) Ikmal
(sempurna) yaitu, setiap usapan garis harus sesuai dengan kecantikan bentuk
yang wajar, baik dalam gaya tegak, terlentang memutar dan melengkung (4) Isba’ (padat) yaitu setiap usapan
garis harus mendapat sentuhan pas dari mata pena sehingga terbentuk suatu
keserasian. Dengan demikian tidak terjadi ketimpangan, dimana satu bagian
tampak terlalu tipis atau kelewat tebal dari bagiannya, kecuali pada
wilayah-wilayah sentuhan yang mengehendaki demikian (5) Irsal (lancar) yaitu menggoreskan kalam secara
cepat tepat, tidak tersandung atau tertahan-tahan sehingga menyusahkan. Atau
mogok ditengah-tengah sehingga menimbulkan getaran tangan yang akibatnya
merusak tulisan yang sedang digoreskan.
c.
Desain produk
kaligrafi menggunakan teknologi komputer. Desain/modul pembelajaran kaligrafi
berbasiskan digital komputer untuk paket pembelajaran kaligrafi di tingkat
dasar, menengah dan lanjutan.
Tujuan dasar dari penciptaan tulisan adalah untuk
mewujudkan bahasa secara visual untuk menyampaikan informasi bagi diri kita
sendiri atau orang lain. Kaligrafi mencakup dua unsur utama yaitu unsur tulisan
yang mengutamakan prinsip keterbacaan dan unsur estetika / seni yang
mengutamakan prinsip-prinsip proporsi, komposisi, keseimbangan dan ekspresi.
Dalam dunia tulisan dikenal istilah grafem yaitu
suatu simbol yang digunakan dalam suatu sistem tulisan. Simbol ini
bermacam-macam seperti Huruf, angka, titik, koma, atau Fathah, kasrah, dlommah,
sukun dalam bahasa Arab, atau “karakter” dalam tulisan Tionghoa, atau “curek”
dan “pamaeh” dalam aksara Sunda
Sistem tulisan ada beberapa jenis :
1. Sistem
logografis yaitu sistem yang memfungsikan grafem untuk menandai satu kata
seluruhnya seperti tulisan kanji yang dipakai di Tiongkok (cina)
1. Sistem
silabis yaitu sistem yang yang memfungsikan grafem untuk menandai suku kata
3. Sistem
Alfabetis yaitu sistem yang memfungsikan grafem untuk menandai bunyi yang
terdapat dalam suatu kata seperti yang digunaan dalam tulisan Latin.
4. Sistem
Campuran
Semua sistem tulisan yang ada di dunia sifatnya
terbatas, oleh sebab itu para ahli bahasa menciptakan suatu sistem tulisan yang
disebut International Phonetic Alphabet (IPA) untuk kepentingan menganalisa
beraneka ragam sistem tulisan yang terbatas itu.
Sistem
tulisan mempunyai sejarah perkembangan yang cukup panjang dan sepertinya
memiliki keterkaitan satu sama lain. Di Mesir ada tulisan kuno hieroglif,
tulisan Arab Hijaiyah dulunya berkembang dari sistem tulisan Aramaik, Bangsa
Yunani pun mengembangkan sistem tulisan Phoenicia menjadi tulisan Latin yang
kita kenal saat ini, dan seterusnya sistem tulisan Phoenicia inipun digunakan
oleh orang-orang Roma
(Italia), Euboea, Etruria, dan bangsa Eropa lainnya.
Tradisi
baca-tulis di kalangan bangsa Arab pra-Islam pada umumnya baru tersebar di
kalangan tertentu khususnya di kalangan rahib-rahib Nasrani. Pada masa Islam
sistem tulisan Arab ini mengalami perkembangan penyempurnaan seperti apa yang
telah dilakukan oleh Imam Abu al-Aswad Ad-Dualy yang telah memberikan tanda
titik untuk beberapa grafem yang memiliki kesamaan bentuk sehingga tidak lagi
membingungkan.
Sistem tulisan Arab pada masa Islam ini memiliki
peran penting dalam proses dakwah Islam. Di samping karena Islam sendiri memang
sangat berperan dalam memicu perubahan budaya bangsa Arab, pada Abad ke-13
telah berkembang suatu pandangan bahwa agama dalam hal ini Islam telah
mendasari semangat perkembangan IPTEK. Hal ini bisa dibuktikan dengan turunnya
wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang telah membuka kesadaran
pentingnya budaya baca-tulis sebagai titik awal perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2.2 Dampak Dan Manfaat Dari Aspek Sosial Ekonomi
Dari segi dampak dan manfaat ipteks
bagi inovasi kreativitas kampus (IbIKK) dari aspek
sosial ekonomi untuk kebutuhan masyarakat secara nasional yaitu :
(a)
membawa dampak dan manfaat
income masyarakat secara lokal dan nasional, ini diprediksi dari kebutuhan dan minat masyarakat
untuk belajar dan membeli produk kaligrafi di Sumatera Utara dan dipasarkan
secara nasional serta internasional secara bertahap sebagaimana seperti yang
dikembangkan oleh Syekh Puji yang mampu meluaskan jaringan pasaran luar negeri
(b)
Dari segi hubungan ilmu sastra dan ekonomi dapat dilihat
sebagai pengembangan ilmu pengetahuan teknologi melalui salah satu karya sastra
arab seni kaligrafi arab, ketika diproduksikan secara bisnis maka aspek seni
dan komersil yang akan dikembangkan secara profesional.
BAB III. KESIMPULAN
Sumbangan
seni kaligrafi arab dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Universitas Sumatera Utara merupakan hal yang sangat penting untuk diteliti,
dibahas dan digali dari segi kepentingan dunia akademik. Kaligrafi Arab merupakan ilmu penting yang perlu
dikembangkan oleh USU untuk kepentingan dunia edukasi pembelajaran mahasiswa
dan sosio edukasi dan pembelajaran bagi masyarakat serta aspek bisnis yang
perlu digali dan dikembangkan oleh pusat seni kaligrafi Arab USU.
Seni kaligrafi Arab
bukan hanya sekedar pengetahuan yang bersifat teoritis belaka tetapi peran seni
kaligrafi arab ini sudah menjadi ajang lomba ditingkat kelurahan, kecamatan,
kota/ kabupaten dan tingkat nasional antar propinsi malahan sudah sampai ke
tingkat level internasional. Bukan itu saja dari hasil seni kaligrafi Arab
dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang menjanjikan dari segi finansial. Untuk
itulah perlu mensosialisasikan seni kaligrafi Arab ini dikalangan mahasiswa,
remaja mesjid, sekolah-sekolah agama, masyarakat pencinta kaligrafi Arab dan
ini diperflukan kesinambungan dalam proses penggalian informasi, pembelajaran
dan kewirausahaan secara profesional ditingkat sumatera Utara, nasional dan
internasional.
Bentuk kaligrafi terdiri dari bentuk dasar, bentuk awal,
bentuk tengah dan bentuk akhir dari setiap jenis kaligrafi Arab, sehingga dapat
diidentifikasi jenis kaligrafi yang bersangkutan yaitu : Koufi, Sulus, Naskhi,
Riq’ah, Farisi atau Diwani. Ilmu seni menulis huruf Arab
disebut ilmu khat dikenal dengan ilmu kaligrafi Arab atau kaligrafi Islam. Kaligrafi (khat) adalah suatu ilmu yang memperkenalkan
bentuk-bentuk huruf tunggal (terpisah), letak-letaknya, cara-cara
merangkaikannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun indah secara manual dan
berbasis teknologi digital untuk pengembangan produk pariwisata Sumatera Utara
melalui media kain songket Batu Bara dan Ulos Batak sebagai ciri khas klaigrafi
Arab di USU ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdur Rahim. 1410 H. Durusul Lugah Arabiah Ligoirin Natiqina biha. Mekah: Almukarramah
Al-Baba Kamil. 1992. Dinamika
kaligrafi Islam. Jakarta : Darul Ulum Press.
Al-Habsyi, Husein. 1977. Khat
Seni Kaligrafi. Kudus : Menara
Al-Quran dan Terjemahannya. 1985. Jakarta : Departemen Agama.
Madina Z. Maan. 1985. Arabic
English Dictionary. Beirut : Darul ilmi
Munir M. Misbachul. 1991. 325 Contoh
Kaligrafi Arab. Surabaya : Apollo
Musa Hasim. 1985. Pentingnya Pengajaran Bahasa Arab Di
Sekolah-Sekolah Umum di Indonesia. Malang : FPBS IKIP
Nurcholis Majid. 1988. Bahasa Arab dan Perkembangan Indonesia
Modern. Jakarta : Para Madina
Noerzaman Dede. 1986. Kaligrafi dan Tahsinul Khat. Bandung :
Pustaka
Sirajuddin D. 1992. Seni
Kaligrafi Islam. Jakarta : Multi Kreasi
-------------- 1985. Seni
Kaligrafi Islam. Jakarta : Pustaka Panji Mas
Yudoseputro Wiyoso. 1986. Pengantar
Seni Rupa Islam di Indonesia. Bandung : Angkasa
Pedoman Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar