ABSTRAK
PERANAN
AKSARA ARAB MELAYU UNTUK MEMBACA KHAZANAH INTELEKTUAL NASKAH-NASKAH MELAYU
NUSANTARA PADA PELAJAR ISLAM
DI KOTA MEDAN SUMATERA UTARA INDONESIA
oleh
:
Dra.
Pujiati M.Soc.Sc., Ph.D
ABSTRAK
Peranan Aksara Arab Melayu (tulis baca huruf Jawi) sebagai bagian
kebudayaan Melayu nusantara sangatlah penting diadakan di Sekolah Dasar di kota
Medan Sumatera Utara Indonesia. Program ini berusaha untuk membantu pemerintah
dan masyarakat khususnya ummat Islam dalam usaha melestarikan pengetahuan dan
pemahaman aksara Arab Melayu sehingga dapat membantu memahami naskah-naskah
Melayu Nusantara yang telah banyak ditulis oleh para Ulama Nusantara ini.
Tujuan dan manfaat pelatihan peranan aksara Arab Melayu ini adalah: (1)
memberikan transfer ilmu pengetahun berkaitan pengajaran bahasa melalui
pembelajaran aksara Arab Melayu (Jawi) yang pada dasarnya mengandung tiga aspek
tujuan yaitu; pertama, aspek kognitif, affektif dan psikomotorik (2) memberikan melestarikan
pengajaran aksara Arab melayu yang sudah diciptakan sendiri oleh orang
Indonesia dan ulama nusantara lebih kurang pada 1 abad yang lalu untuk tetap
digali, dipelihara dan dilestarikan. Kaidah membaca dan menulis aksara Arab Melayu
penekananya pada pengenalan aksara Arab Melayu dan perbedaannya dengan Aksara
Arab itu sendiri. Pengetahuan
tentang materi pengenalan aksara Arab Melayu untuk menjelaskan jumlah aksara
Arab Melayu berbeda dengan jumlah aksara dalam bahasa Arab dengan contoh dan
kata-kata dan model penulisanannya. Selanjutnya pentingnya pembelajaran latihan
membaca dan menulis teks aksara Arab Melayu untuk membantu pelajar dalam membaca
teks nusantra yang ditulis oleh para ulama terkenal melalui media aksara Arab
Melayu yang berguna untuk melestrarikan khazanah intelektual Melayu Nusantara.
Aksara
arab Melayu masih digunakan dalam kurikulum sekolah-sekolah Islam saja.
Menghilangnya pelajaran tulisan huruf aksara arab melayu (Jawi) ini dari dunia
pendidikan di Indonesia
baik disekolah-sekolah umum dan agama berarti kita telah kehilangan sejarah
yang sangat berharga terutama sejarah kesusasteraaan dan perkembangan bahasa
dan sastera Indonesia dan nusantara.
Pembelajaran aksara arab Melayu memberikan sumbangan
ilmiah kepada bahasa
melayu yang telah memberikan andil yang besar dalam pembentukan
bahasa Nasional, paling tidak 4 (empat) negara ASEAN (Indonesia, Brunei,
Malaysia dan Singapura). Bahkan kini sudah ada cita-cita kesepakatan menjadi
Bahasa Asean dan salah satu bahasa dunia yang utama.
Keywords : Aksara Arab Melayu, pelatihan, inovasi dan jati diri Melayu,
pelestarian khazanah Melayu
PENDAHU LUAN
Peranan Aksara Arab Melayu (tulis baca huruf Jawi)
sebagai bagian kebudayaan Melayu nusantara yang sudah lama “dilupakan”, apabila
hal ini dibiarkan terus berlarut-larut dilupakan dan tidak dipelajari tentu
akan merugikan bangsa Indonesia. Karena itu, sangatlah penting diadakan anjakan pengajaran aksara Arab Melayu yang berusaha untuk
membantu pemerintah dan masyarakat khususnya ummat Islam dalam usaha
melestarikan pengetahuan dan pemahaman aksara Arab Melayu sehingga dapat
membantu memahami naskah-naskah Melayu Nusantara yang telah banyak ditulis oleh
para Ulama Nusantara di Indonesia.
Aksara
Arab Melayu memainkan peranan penting dalam mewujudkan karya budaya nusantara
dan menggali potensi penelusuran ilmiah dalam membantu membaca khazanah
intelektual Naskah Melayu Nusantara. Banyak khazanah intelektual Melayu yang
ditulis dengan menggunakan aksara Arab Melayu, salah satu diantaranya yaitu karya
Abdul Rauf Singkel (1615-1693) seperti “Mir’at al-tullab, Risalat Adab murid
akan shaich” . Hamzah Fansuri Shair dalam karyanya dan banyak lagi
karya-karya lainnya yang ditulis ilmuan Indonesia yang terkenal di nusantara
ini dalam melahirkan karya yang terkenal (Howard, 1966). Aksara Arab Melayu
sebagai salah satu alat untuk menyatakan kehendak, cipta dan rasa dalam
meciptakan kebudayaan. Salah satu bentuk huruf (aksara) itu ialah huruf
(aksara) Arab Melayu (Jawi).
Huruf Arab yang ditulis dalam bahasa Melayu disebut Jawi (huruf
Arab-Persia), sudah digunakan lebih kurang 600 tahun yang lalu, menjadikan
bahasa itu sebagai bahasa komunikasi antara raja-raja di kepulauan Indonesia
dengan raja-raja pembesar dan pedagang-pedagang dari manca negara.
Huruf Arab ini mulai digunakan di Indonesia sejak masuknya Islam ke
masyarakat Melayu. Aksara Arab ini menggantikan aksara sebelumnya yang mereka
gunakan yaitu aksara Melayu kuno yang diperoleh dari pengaruh aksara Pallawa
dari agama Hindu dan diganti secara total dengan aksara Jawi yang berasal dari
huruf Arab. Berkaitan dengan agama Hindu dan Islam yang telah mempengaruhi
masyarakat Melayu untuk menggunakan aksara Pallawa dan Arab (Jawi), Rahman
(1985) menyatakan bahawa dalam proses kehidupan masyarakat yang berdudaya,
sepanjang sejarahnya sejak zaman batu sehingga kini, agamalah yang nampaknya
menunjang segala-galanya. Maka dari segi pembudayaan masyarakat tadi agamalah
yang memegang fungsi utama.
PEMBAHASAN
Huruf Arab masuk ke Indonesia sejalan dengan masuknya Islam ke
Indonesia. Agama Islam sebagai agama samawi
yang dipeluk oleh seluruh orang Melayu, bukan kebudayaan, namun
merupakan pedoman dan petunjuk hidup yang mampu membudayakan hidup manusia,
tidak saja dari suku-suku bangsa Melayu, melainkan juga secara universal. Oleh
karena itu kebudayaan materil dan non materil yang bersumberkan pengaruh agama
Islam sangat kuat dalam masyarakat Melayu. Sehubungan dengan itu harus diakui
bahwa sangat sulit untuk memisahkan budaya Melayu dengan ajaran Islam yang
telah menyatu, sebagaimana telah dikatakan terdahulu bahwa justru ajaran agama
Islam itulah yang membuat orang Melayu dan banyak suku dan bangsa lain menjadi
menjadi makhluk berbudaya. Oleh karena itu agama Islam telah menjadi ciri orang
Melayu, konsekuensinya sikap dan perilaku dan perilaku orang Melayu didasarkan
kepada ajaran dan kaidah Islam yaitu Alquran dan Hadist (Osman, 1974).
Dengan berkembangnya agama Islam di Indonesia maka sudah tentu pula
ajaran-ajaranya
semakin berkembang pula dengan melalui tulisan aksara arab melayu (Jawi), baik
didunia pendidikan seperti di sekolah-sekolah umum dan khususnya di
sekolah-sekolah agama terutama di pondok-pondok pesantren diseluruh Indonesia.
Dengan masuknya bangsa Eropa ke Indonesia dengan membawa
nilai-nilai Barat dan tententu nilai-nilai tersebut mau tidak mau mengalami
perubahan dan pergeseran. Diantaranya kedudukan tulisan aksara Arab (Jawi)
mulailah sedikit demi sedikit tergusur, yang mana tulisan aksara Arab (Jawi)
ini pernah mendominasi korespondensi diplomasi dan perdagangan para raja dan
sultan di seantero Nusantara (Khairuddin, 1993).
Walaupun sedikit bukan berarti bukan berarti tulisan huruf aksara
Arab (Jawi) ini punah, akan tetapi masih tetap dipelajari dan digunakan oleh
rakyat Indonesia. Maka sudah dapat diduga bahwa rakyat Indonesia pada zaman itu
umumnya melek huruf tulisan aksara Arab
(Jawi) ini.
Setelah Indonesia merdeka, tulisan ini masih dipelajari di Sekolah
Rakyat (SR) sampai tahun 1969, Di tahun itu pulalah pelajaran tulisan huruf
Aksara Arab Melayu (Jawi) dihapuskan dari Sekolah Rakyat di zaman Orde Lama.
Dengan dihapuskannya pelajaran tulis baca huruf aksara Arab Melayu ini (Jawi)
ini dari kurikulum SD semakin terasa keberadaan tulisan huruf Jawi semakin
dilupakan. Namun terdapat beberapa
sekolah Dasar di Medan yang mempelajari tulisan aksara Arab Melayu sebagai
bahagian dari kurikulum muatan lokal seperti Sekolah Dasar Harapan Medan, Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) Alif Medan
dan beberapa sekolah swasta Islam lainya karena menganggap hal ini penting
untuk dilestarikan. Melalui pengetahuan tulis baca
aksara Arab Melayu (Jawi) para pelajar mampu membaca
khazanah intelektual naskah Melayu Nusantara pada zaman masuknya dan berkembangnya
Islam di Indonesia.
Begitu jugalah pengajaran aksara Arab Melayu ini
dianggap penting untuk melestarikan khazanah budaya intelektual Indonesia yang
perlu digali melalui dunia pendidikan dengan mengetahui
dan memahami aksara huruf Arab Melayu yang merupakan pintu gerbang dunia ilmu
untuk menggali karya-karya yang terdapat pada naskah Melayu Nusantara.
Di era globalisasi ini, masyarakat reformasi Indonesia memerlukan
pelestarian budaya nasionalnya melalui tonggak utama pendidikan di sekolah.
Oleh itu kebudayan dan pendidikan adalah dua aspek kehidupan manusia satu sama
lainnya saling melengkapi dimana pendidikan merupakan bahgian dari kebudayaan
secara universal.
Penulis-penulis Arab pada zaman klasik termasuk Ibnu Batuttah dalam
bukunya Al-Rihlah menyebut pulau Sumatera sebagai al –Jawwah. Oleh karena
itulah orang Arab menyimpulkan orang Melayu dan Jawa sebagai bangsa Jawi dan
tulisan Melayu yang menggunakan huruf Arab itu disebut tulisan Jawi /aksara
Arab Melayu (Hamid, 1991).
Tulisan aksara Arab Melayu (tulisan Jawi) telah dipinjam oleh orang
Melayu dari huruf Arab. Hal ini disebabkan huruf Arab mempunyai kekurangan dari
segi lambang untuk fonem Melayu, seperti perkataan “ny” tidak ditemukan dalam
huruf Arab, maka orang-orang Melayu telah meminjam beberapa huruf Arab dengan
memvariasikannya (Suk, 1990).
Aksara arab Melayu (tulisan huruf Jawi) ini adalah campuran
huruf-huruf Arab yang terdiri dari 29 huruf (alif sampai ya/ ا - ي) dengan lima huruf bukan huruf Arab, melainkan
huruf yang diciptakan oleh orang Melayu sendiri. Penambahan ini untuk variasi
menjawab keperluan fonem Melayu yang lebih banyak dibandingkan fonem Arab itu
sendiri. Huruf-huruf tambahan itu ialah ca ((ج, nga ( غ ), pa ( ف ), ga
( ك ), nya
(ث
(.
Dengan terbentuknya tulisan Arab-Indonesia, mulailah ditulis
sejarah sastra dan kesusasteraan Indonesia. Tulisan Arab Indonesia telah
berhasil membakukan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dalam pemerintahan.
Dengan tulisan tersebut mulailah dilancarkan komunikasi tidak langsung antara
kerajaan serta dalam hubungan dengan luar negeri, ratusan buku ilmu pengetahuan
telah ditulis para ulama dan sastrawan muslim yang kemudian diterbitkan sebagai
khazanah intelektual Melayu Nusantara (Ahmad, 1990).
Sehubungan dengan itu penggalian peranan aksara Arab Melayu pula
dalam melestarikan khazanah intelektual naskah Melayu Nusantara , sesuai dengan
penjelasan pasal 32 UUD 1945 yaitu kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
timbul sebagai usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan
asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh
Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayan harus menuju ke
arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperlambangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan (Undang-Undang 1945, pasal 32) .
Suatu kebudayaan dapat berubah, bahkan mati apabila pendukungnya
tidak lagi menjadikannya sebagai bahagian dari kehidupan. Hal ini sesuai dengan
dinamika proses kelangsungan eksistensi kebudayaan itu sendiri.
Dalam hal ini Aksara Arab Melayu (tulis baca huruf Jawi) sebagai
kebudayaan lama yang sudah lama “dilupakan”, tentu akan merugikan bangsa
Indonesia apabila hal ini dibiarkan terus berlarut-larut. Karena itu, sangatlah
penting diadakan penyuluhan oleh tim pengabdian masyarakat USU pada SMP
AlWashliyah yang berusaha untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam usaha
melestarikan pengetahuan dan pemahaman aksara Arab Melayu sehingga dapat
membantu memahami naskah-naskah Melayu Nusantara.
Aksara atau huruf adalah sebagai salah satu alat atau media untuk
menyatakan kehendak, cipta dan rasa. Salah satu bentuk huruf itu ialah huruf
Jawi. Huruf Arab yang ditulis dalam
bahasa Melayu disebut huruf Jawi ( huruf Arab-Persia ), sudah digunakan
kira-kira 600 tahun yang menjadikan bahasa itu sebagai bahasa komunikasi antara
raja-raja di kepulauan Indonesia dengan raja-raja pembesar dan pedagang-pedagang
dari mancanegara.
Sejak masuknya Islam ke masyarakat Melayu, aksara Melayu kuno (yang
diperoleh dari pengaruh aksara Pallawa
dari agama Hindu ) sudah diganti titak dengan aksara Jawi yang berasal dari
huruf Arab.
Agama Islam sebagai agama samawi yang dipeluk oleh hampir seluruh
orang Melayu, bukan kebudayaan, namun merupakan
pedoman dan petunjuk hidup yang mampu membudayakan kehidupan manusia,
tidak saja dari suku bangsa Melayu , melainkan juga secara universal. Oleh
karna itu dalam kebudayaan material dan non material pengaruh agama Islam
sangat kuat. Diantaranya bahkan tampak pengaruh kebudayaan Arab sebagai
manusia/masyarakat pemeluk agama Islam yang pertama, dan kemudian mengembangkan
dan menyebarkannya ke seluruh pelosok dunia. Sehubungan dengan itu harus diakui
bahwa sangat sulit untuk memisahkan budaya Melayu dengan ajaran Islam yang
telah menyatu, sebagaimana telah dikatakan terdahulu bahwa justru ajaran Islam
yang telah menyatu, sebagaiman telah dinyatakan terdahulu bahwa justru ajaran
Melayu dan banyak suku dan bangsa lain menjadi membudaya. Oleh karena itu agama
Islam telah menjadi ciri dari orang Melayu, konsekwensinya, sikap dan perilaku
orang melayu didasarkan kepada ajaran dan kaidah Islam yaitu Al-Qur’an dan
Hadist.
Dengan berkembangnya agama Islam maka sudah tentu pula
ajaran-ajarannya semakin berkembang pula. Dengan melalui tulisan Aksara Arab
Melayu (Jawi) inilah, para pendakwah
melakukan dakwah-dakwahnya. Maka sudah tentu pula tulisan huruf Jawi ini
berkembang sedimikian rupa di Indonesia, baik di dunia pendidikan umum maupun
di maktab-maktab.
Sambil tumbuh dan berkembang kesultanan dengan penerimaan
Islam.sebagai pedoman hidup orang Melayu telah terjadi pula expansi dan
kolonisasi dari bangsa barat ke Nusantara, akibatnya nilai-nilai yang telah
mendarah daging dikalangan masyarakat mendapat pengaruh.
Pengaruh penjajahan dengan membawa nilai nilai yang telah dimiliki
masayarakat mau tidak mau mengalami perubahan. Tambahan pula sistem dan
mekanisme yang dijalankan penjajah menganut politik pecah-belah, maka terjadi
pemecahan dikalangan masyarakat sehingga sering terjadi perebutan kekuasaan
diantara keturunan raja-raja atau sultan.
Namun demikian para raja/sultan atau keturunan bangsawan atau
pemimpin yang memiliki pandangan yang luas selalu berusaha untuk menentang
sikap penjajah itu dan berupaya melakukan perlawanan. Jiwa dan semangat
kemerdekaan telah dipujai oleh orang Melayu, demi harkat dan martabat pribadi,
klompok, masyarakat dan Bangsa maka mereka itu dapat melepaskan diri dari
penjajahan yang membelenggu.
Dengan masuknya bangsa Eropa ke Indonesia, seperti uraian pertama
tadi membawa nilai-nilai berat, dan tentu nilai-nilai tersebut tak mau
mengalamai perubahan dan pergeseran. Diantaranya kedudukan tulisan huruf Jawi
mulailah sedikit demi sedikit tergusur, yang mana tulisan huruf Jawi ini
hampir-hampir mendominasi korespondensi diplomasi dan perdagangan para
raja/sultan diantara nusantara.
Walaupun demikian bukan berarti tulisan huruf Jawi ini punah, akan
tetapi masih tetap dipelajari dan digunakan oleh rakyat Indonesia. Maka sudah
dapat diduga, bahwa rakyat Indonesia pada zaman itu umumnya melek tulisan huruf
Jawi ini .
Setelah Indonesia merdeka, tulisan ini masih dipelajari di sekolah
rakyat ( SR ) sampai tahun 1969. dan di tahun itu pulalah pelajaran tulisan
huruf Jawi ini dihapuskan dari kurikulum
Sekolah Rakyat yaitu di zaman Orde Lama. Dengan dihapuskannya pelajaran tulis
baca huruf Jawi ini dari kurikulum SD semakin terasa kebradaan tulisan huruf
Jawi semakin dilupakan.
Mengingat pelajaran tulis baca huruf Jawi di SD pernah dipelajari,
maka sudah selayaknyalah pelajaran tulis baca huruf Jawi itu dibuat kembali di SD. Hal ini disebabkan, semakin
bertambah banyaknya anak-anak yang tidak mengerti akan tulisan huruf Jawi.
Khususnya untuk kota Medan, yang terkenal dengan daerah Deli (
Melayu ), maka sudah sepantasnyalah menghidup suburkan tulis-baca huruf Jawi
yang sudah dimulai semenjak SD. Karena tulisan huruf Jawi ini erat kaitannya
dengan pelajaran Bahasa Arab yaitu terletak pada hurufnya. Orang yang sudah
biasa menulis dan membaca huruf Jawi sudah tentu lebih mudah baginya membaca
dan menulis Arab asli (Bahasa Arab) jika dibandingkan dengan yang tidak
mengenal tulisan Huruf Jawi.
Dan sudah semestinya ditumbuhkembangkan lagi ditengah-tengah
masyarakat Indonesia. Hilangnya tulisan huruf Jawi ini ditengah-tengah dunia
pendididkan maka hilanglah kemampuan untuk menela’ah naskah-naska Melayu yang
merupakan peninggalan berharga dari nenek moyang kita dahulu.
Dalam rangka aktualisasi dirinya manusia selalu berusaha
meningkatkan kualitas hidupnya sebagai makhluk yang mempunyai dimensi
kesejarahan budaya; masa lalu, kini dan yang akan datang. Berbagai perubahan
yang terjadi dalam hubungan dengan perkembangan yang dimensional memberi
tekanan dan dorongan bagi terjadinya penyesuaian budaya kehidupan yang ideal,
yang dikategorikan sebagai isi dan substansi pendidikan berada dalam alur
proses pendidikan yang memungkinkan
manusia lebih mengembangkan kebudayaannya sebagai usaha peningkatan harkat,
martabat dan kualitas hidupnya.
Tujuan pengajaran aksara Arab Melayu disekolah adalah untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dalam menguasai bahasa tulisan aksara
Arab Melayu. Pelajaran tentang struktur aksara bahasa arab Melayu misalnya
ditujukan bagi pemahaman atas struktur itu dalam kaitannya dengan penggunaan
bahasa. Tujuan seperti ini dapat dicapai jika guru memberikan porsi latihan
yang cukup di kelas agar siswa tahu penggunaan bahasa yang benar dan tepat.
Lebih jelasnya, siswa perlu sering dilatih berdiskusi tentang berbagai hal
untuk meningkatkan kefahaman penguasaan membaca dan menulis aksara Arab Melayu.
Pengajaran bahasa pada dasarnya mengandung tiga aspek. Pertama,
aspek kognitif, yaitu siswa menggunakan pikirannya untuk dapat memahami
penjelasan guru tentang penyusunan kata dan kalimat yang menggunakan bahan
tulisan dan bacaan Aksa Arab Melayu. Kedua, aspek affektif yaitu kemampuan guru
menimbulkan rasa ketertarikan dan bangga dalam diri siswa untuk menguasai
bahasa Arab Melayu. Ketiga, aspek psikomotorik, yakni kemampuan siswa dalam
menerapkan materi yang dipelajari. Misalnya, secara lisan dan tulisan siswa
mampu membaca dan menulis aksara Arab Melayu dengan tepat dan benar.
Ketidakmampuan guru memenuhi ketiga aspek tersebut sering
disebabkan guru hanya sering mengandalkan buku paket pelajaran tanpa
menggunakan bahan-bahan lain yang digunakan sesuai dengan kondisi siswa di
kelas. Memang benar guru mengajar berdasarkan kurikulum dan Garis-Garis Besar
Program Pengajaran (GBPP). Namun, adalah fakta bahawa kualitas buku pelajaran
bahasa Aksara Arab Melayu masih rendah jika dibandingkan dengan buku pelajaran
bahasa Inggeris dan bahasa Indonesia.
Dengan situasi yang digambarkan diatas, tidak mengherankan apabila
siswa belum terampil menguasai aksara arab Melayu baik dalam membaca dan
menulisnya dengan baik. Siswa belum mampu mengaktualisasikan gagasannya secara
mahir dalam menerapkan kaidah bahasa tersebut.
PENGERTIAN
HURUF AKSARA ARAB MELAYU (JAWI)
Huruf aksara Arab Melayu (Jawi) atau aksara Jawi menurut kamus
linguistik adalah huruf arab yang dipakai untuk memuliakan bahasa Melayu.
Sedangkan aksara arab itu sendiri adalah aksara yang mula-mula dipakai untuk
menuliskan bahasa Arab, diturunkan dari Aksara Aramea, peninggalan tertua
beraksara Arab berasal dari tahun 512 M dalam penyebarannya juga dipakai untuk
menuliskan bahasa Urdu, bahasa Melayu, bahasa Jawa yang dituliskan dari kanan
ke kiri.
Disebut dengan istilah Jawi untuk huruf-huruf Arab berkaitan erat
dengan panggilan Jawi yang digunakan oleh orang Arab terutama di Mekkah
terhadap Bangsa Melayu dan Indonesia sampai saat ini. Istilah Jawi ialah kata
sifat yang artinya orang Jawa atau artinya yang berasal dari tanah Jawa.
Penulis-penulis arab pada zaman klasik termasuk Ibnu Batutah dalam bukunya
Al-Rihlah menyebut pulau Sumatera sebagai Al-Jawah. Oleh karena itu orang Arab
menyimpulkan orang Melayu dan orang Jawa sebagai bangsa Jawi dan tulisan melayu
yang menggunakan hurub Arab itu disebut dengan tulisan huruf Jawi.
Tulisan huruf Jawi adalah campuran huruf-huruf arab yang terdirri
dari 29 huruf dengan 5 huruf bukan huruf Arab, melainkan huruf yang diciptakan
oleh orang melayu sendiri. Hal ini disebabkan huruf-huruf Arab mempunyai
kekurangan dari sudut lambang-lambang untuk fonem Melayu, atau orang-orang
Melayu telah meminjam beberapa huruf Arab yang telah di variasikan dengan ini
bertambahlah jumlah huruf Jawi. Huruf-huruf tambahan ini ialah ca, (ج ), nga (غ ),
pa (ف ), ga(ك ), nya ( ث ), huruf yang lima ini adalah menurut
Prof.S.M Naguib Al-Attas bahwa huruf-huruf baru ini diciptakan untuk
melambangkan bumi-bumi yang lazim untuk lidah orang melayu. Huruf-huruf baru
ini ditiru dari huruf Arab misalnya
ca ( ج
), diambil dari huruf jim ( ج
), huruf nga ( ع ), dari huruf ain ( ع
) huruf pa ( ف ) dari huruf fa ( ف )
dan ga ( ك )
dari huruf kaf ( ك
). Tetشpi menurut Omar Awang pula huruf
ca ( ج ) dan ga (
ك ) diambil dari huruf Parsi karena bahasa
itu berkembang dengan luas di Asia tengah dan India dan pengaruhnya sampai ke
alam Melayu dibawa oleh penulis islam Hamzah Fansuri.
Pada zaman Islam juga, bahasa Melayu mulai berkembang menjadi bahasa
pengantar dalam bidang penulisan kesusastraan, Ilmu teologi dan falsafah.
Sebelum kedatangan islam, bidang ilmu ini hanya ditulis dalam bahasa jawa.
Dengan Islam berkembang banyak istilah Arab dalam bidang ilmu-ilmu tersebut
telah dipijamkanke dalam bahasa melayu. Sehingga bahasa ini menjadi bahasa
pengantar di bidang ilmu pengetahuan dan bahasa perhubungan. Sesudah zaman
Islam bahasa Melayu mulai meningkat maju. Bahasa Melayu telah dijadikan bahsa
resmi dalam kerajaan-kerajaan di dalam Melayu.
Pengunaan huruf Jawi dalam penulisan berbentuk surat, telah
digunakan lebih dari 400 tahun, menjadi sarana komunikasi antara raja-raja
dikepulauan indonesia dengan raja, pembesar dan pedagang-pedagang dari manca
negara. Meskipun surat-surat ini berasal dari tempat yang jauh jaraknya antara
satu dengan yang lain, tidak banyak perbedaan yang terdapat pada bahasa melayu
yang digunaka.
Menurut William Marsden. Tidaklah lebih sulit untuk menerjemahkan
surar dari raja kepulauan Maluku dari pada surat di raja kedah atau Terengganu
di Semenanjung ataudari wilayah Minangkabau di Sumatra.
Adapun tulisan-tulisan yang berbahasa melayu yang terdapat di
Sumatra Selatan di Kedukan Bukit, Talang Tuo, Karang Berahi dan Sungai Merangi,
senuaya menggunakan tulisan yang berpengaruh Hindu. Sedangkan di Aceh berbeda
bentuk tulisan dan prasastinya, karena menggunaka dua jenis aksara yaitu aksara
India dan aksara Arab. Ini menggambarkan adanya zaman peralihan pada masa itu
yaitu dari pengaruh Hindu yang mulai menipis ke pengaruh Islam yang mulai
bertambah menebal. Selain itu juga prasasti yang bertuliskan huruf Jawi yang
tertua dijumpai di Kuala Terengganu yaitu pada tahun 702 H ( 4 Rajab ) atau
bersamaan dengan 22 Februari 1303 M.
SEJARAH AKSARA ARAB MELAYU DI INDONESIA
Sejak masuknya Islam ke masyarakat Melayu, aksara Melayu kuno (yang
diperoleh dari pengaruh aksara Pallawa
dari agama Hindu ) sudah diganti titak dengan aksara Jawi yang berasal dari
huruf Arab.
Agama Islam sebagai agama samawi yang dipeluk oleh hampir seluruh
orang Melayu, bukan kebudayaan, namun meruoakan pedoman dan petunjuk hidup yang
mampu membudayakan kehidupan manusia, tidak saja dari suku bangsa Melayu ,
melainkan juga secara universal. Oleh karna itu dalam kebudayaan material dan
non material pengaruh agama Islam sangat kuat. Diantaranya bahkan tamopak
pengaruh kebudayaan Arab sebagai manusia/masyarakat pemeluk agama Islam yang
pertama, dan kemudian mengembangkan dan menyebarkannya ke seluruh pelosok
dunia. Sehubungan dengan itu harus diakui bahwa sangat sulit untuk memisahkan
budaya Melayu dengan ajaran Islam yang telah menyatu, sebagaimana telah
dikatakan terdahulu bahwa justru ajaran Islam yang telah menyatu, sebagaiman
telah dinyatakan terdahulu bahwa justru ajaran Melayu dan banyak suku dan bangsa
lain menjadi membudaya. Oleh karena itu agama Islam telah menjadi ciri dari
orang Melayu, konsekwensinya, sikap dan perilaku orang melayu didasarkan kepada
ajaran dan kaidah Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist.
Dengan berkembangnya agama Islam maka sudah tentu pula
ajaran-ajarannya semakin berkembang pula. Dengan melalui tulisan Aksara Arab
Melayu (Jawi) inilah, para pendakwah
melakukan dakwah-dakwahnya. Maka sudah tentu pula tulisan huruf Jawi ini
berkembang sedimikian rupa di Indonesia, baik di dunia pendidikan umum maupun
di sekolah agama.
Penulis-penulis Arab pada zaman klasik termasuk Ibnu Batuttah dalam
bukunya Al-Rihlah menyebut pulau Sumatera sebagai al –Jawwah. Oleh karena
itulah orang Arab menyimpulkan orang Melayu dan Jawa sebagai bangsa Jawi dan
tulisan Melayu yang menggunakan huruf Arab itu disebut tulisan Jawi /aksara
Arab Melayu (Hamid, 1991).
Tulisan aksara Arab Melayu (tulisan Jawi) telah dipinjam oleh orang
Melayu dari huruf Arab. Hal ini disebabkan huruf Arab mempunyai kekurangan dari
segi lambang untuk fonem Melayu, seperti perkataan “ny” tidak ditemukan dalam
huruf Arab, maka orang-orang Melayu telah meminjam beberapa huruf Arab dengan
memvariasikannya (Suk, 1990).
Aksara arab Melayu (tulisan huruf Jawi) ini adalah campuran
huruf-huruf Arab yang terdiri dari 29 huruf (alif sampai ya/ ا - ي) dengan lima huruf bukan huruf Arab, melainkan
huruf yang diciptakan oleh orang Melayu sendiri. Penambahan ini untuk variasi
menjawab keperluan fonem Melayu yang lebih banyak dibandingkan fonem Arab itu
sendiri. Huruf-huruf tambahan itu ialah ca ((ج, nga ( غ ), pa ( ف ), ga
( ك ), nya
(ث
(.
Dengan terbentuknya tulisan Arab-Indonesia, mulailah ditulis
sejarah sastra dan kesusasteraan Indonesia. Tulisan Arab Indonesia telah
berhasil membakukan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dalam pemerintahan.
Dengan tulisan tersebut mulailah dilancarkan komunikasi tidak langsung antara
kerajaan serta dalam hubungan dengan luar negeri, ratusan buku ilmu pengetahuan
telah ditulis para ulama dan sastrawan muslim yang kemudian diterbitkan sebagai
khazanah intelektual Melayu Nusantara (Ahmad, 1990).
Aksara Arab Melayu berasal berasal dari huruf Arab yang
dimodifikasi secara inovatif oleh orang Indonesia sendiri. Huruf Arab masuk ke Indonesia sejalan dengan masuknya
Islam ke Indonesia. Agama Islam sebagai agama samawi yang dipeluk oleh seluruh orang Melayu, bukan
kebudayaan, namun merupakan pedoman dan petunjuk hidup yang mampu membudayakan
hidup manusia, tidak saja dari suku-suku bangsa Melayu, melainkan juga secara
universal. Oleh karena itu kebudayaan materil dan non materil yang bersumberkan
pengaruh agama Islam sangat kuat dalam masyarakat Melayu. Sehubungan dengan itu
harus diakui bahwa sangat sulit untuk memisahkan budaya Melayu dengan ajaran
Islam yang telah menyatu, sebagaimana telah dikatakan terdahulu bahwa justru
ajaran agama Islam itulah yang membuat orang Melayu dan banyak suku dan bangsa
lain menjadi menjadi makhluk berbudaya. Oleh karena itu agama Islam telah
menjadi ciri orang Melayu, konsekuensinya sikap dan perilaku dan perilaku orang
Melayu didasarkan kepada ajaran dan kaidah Islam yaitu Alquran dan Hadist
(Osman, 1974).
Huruf Arab yang ditulis dalam bahasa Melayu disebut Jawi (huruf
Arab-Persia), sudah digunakan lebih kurang 600 tahun yang lalu, menjadikan
bahasa itu sebagai bahasa komunikasi antara raja-raja di kepulauan Indonesia
dengan raja-raja pembesar dan pedagang-pedagang dari manca negara.
ASAL-USUL DAN PENGERTIAN HURUF AKSARA ARAB MELAYU (JAWI)
Bahasa Melayu berasal dari bahasa Austronesia yang dikenal juga
dengan Bahasa Malaypolinesia. Rumpun bahasa-bahasa Austonesia ini berbagai
kedalam kelompok besar yaitu Nusantara (Malaysia, Indonesia, Filippina dana
Madagaskar), Melanesia (Irian, Karolina, Salmon), dan Polinesia (Mauri, Hawai
dan lain-lain). Diantara kedua kelompok terakhir ini, Bahasa Melayu termasuk
dalam kelompok bahasa Nusantara. Bahasa Nusantara terbagi lagi kedalam dua
kelompok. Yaitu bahasa Nusantara Barat yang terdiri dari bahasa Malaysia, Aceh,
Melayu, Jawa, Sunda, Dayak, Tagalok dan lain-lain.
Bangsa Indo-Melayu atau Austronesia yang datang ke masyarakat Melayu pada
mulanya menuturkan bahasa yang sama yaitu bahasa Melayu Proto atau Induk Bahasa
Melayu, tetapi lama kelamaan karena terpisah-pisah dan juga terputusnya hubungan
satu dengan lainnya, maka bahasa ini berkembang sesuai dengan lingkungannya
sendiri. Oleh karena itu lahirlah dialeg dan seterusnya berkewmbang menjadi
bahasa-bahasa yamg berlainan seperti bahasa Jawa, Dayak, Minangkabau, Batak dan
sebagainya.
Dengan datangnya pengaruh Hindu dan berdirinya kerajaan Hindu
dimasyarakat Melayu, maka pengaruh bahasa Hindu tua yaitu bahasa Sanskrit mulai
mengambil tempat didalam semua cabang bahasa Austronesia khususnya bahasa
Melayu kuno. Bahasa Sanskrit merupakan bahasa kitab Veda dan juga bahasa kaum
bangsawan. Abad ke-13 dan 14 merupakan zaman peralihan dengan datangnya Agama
Islam je Sumatra. Diantara sumbangan Islam terhadap masyarakat di Nusantara
ialah kesan dan pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa Melayu. Hal ini dapat
dilihat pada batu nisan Malik Al-Saleh di Pasai pada tahun 1297 M yang
bertuliskan huruf Jawi.
Dengan perkembagan agama Islam maka bahasa resmi agama Islam yaitu
bahasa Arab mulai mendapat tempat dikalangan penduduk yang menganut agama islam
di daerah ini. Bahasa Melayu kuno yang menggunakan huruf-huruf dari India
seperti Pallawa dan Kawi muulai menggunakan huruf-huruf Arab yang disebut huruf
Jawi.
Adapun huruf Jawi ini berasal dari tulisan Arab yang dipinjam oleh
orang Melayu. Ini disebabkan huruf-huruf Arab mempunyai kekurangan dari
sudut-sudut lambang untuk fonem Melayu, maka orang-orang melayu telah meminjam
beberapa huruf Arab yang telah di variasikan.
PENGETAHUAN DASAR DALAM MEMPELAJARI HURUF JAWI
Menulis dan membaca tulisan huruf Jawi mempunyai kaedah tersendiri
dan mempunyai keunikan tersendiri pula, seperti tulisan Latin dan tulisan
lainnya. Arb atau huruf Hijaiyah,
kemudian kemudian ditambah dengan aksara Arab yang telah dimodifikasikan. Hal ini
karena ada fonem bahasa Indonesia yang tidak dijumpi dalam bahasa Arab. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada huruf dibawah ini :
A – B – C – D –
E – F – G – H – I – J – K – L – M – N – O – P – Q – R – S – T – U – V – W – X –
Y – Z – NG – NY – TY – S – D – T – Z – S – SY – KH – H – Z.
Pengetahuan
yang harus dimiliki dalam menulis dan membaca tulisan huruf Jawi iaalah mengetahui semua kaedah atau tata
cara menulis dan membaca tulisan huruf Jawi, diantaranya yang terpenting adalah
: mengenal dan mampu menuliskan aksara Jawi dalam semua bentuk perubahannya,
yaitu huruf yang berdiri sendiri, berada di awal kata, ditengah kata dan
diakhir kata. Untuk lebih jelas dapat dilihat di bawah ini
AKSARA JAWI DAN
BENTUK-BENTUKNYA
Akhir kata Tengah kata Awal kata Sendiri Latin
ا ا ا ا A
ب ب ب ب
B
ث ث ث ُث C
د د د د D
فاف تف ؤ فيفي ف F
جوك رو كى كا رو غ ك G
ح H
ئ I
ج J
ك K
ل L
م M
ن N
ف P
ك ق
Q K
ر R
س S
ت T
و W U
ا ي Y I
ز Z
غ NG
ب NY
س S
ش SY
ث S
د D
ت
T
ذ Z
2. Cara menulis kalimat yang
terdiri dari dua suku kata
a. Suku kata ke dua berbunyi
A seperti :
kata = كات Buka = بوك Bila = بيلا
b. Suku kata kedua berbunyi
U dan I seperti :
Maju = ماجو Babi = بابى Babu =بابو
c. Suku kata kedua berbunyi
A dan huruf mati sepert :
Marah = ماره Susah =سوسه Patah =فاته
d. Suku kata kedua berbunyi
A sedang suku kata pertama berbunyi E seperti :
Reda =ريضا Kera =كرا Tera =ترا
e. Suku kata kedua berbunyi
AI, U dan I seperti :
Tupai = توفي Pulau = فولو Pandai =فن دي
f. Suku kata kedua berbunyi
I dan U yang mati seperti :
Duit = دوئت Laut =لا ؤت Kuil =
كو ئل
g. Suku kata pertama terdiri dari vokal A
tunggal (tidak ada huruf sebelumnya) seperti :
Ada = اداApa = اف Asa = ا سا
h. Gabungan dari dua suku kata yang majemuk
seperti :
Apabila
= افبيلا Matahari = متهارى
i. Dua suku kata yang mendapat imbuhan, seperti
awalan, sisipan dan akhiran umpamanya
1. Penyambungan lah, kah, I dan pun
seperti :
Apakah = افكه Adakah = ا د كه
Bacalah = باجله Kitapun = كيتؤون
Selimuti = سليموتي Katai =كتائ
Adapun = ادا فون Kitapun = كتافون
2. Akhiran kan pada kata yang satu suku kata keduanya mati
sedang suku kata pertamanya hidup seperti :
Sarungkan = سا رغكن Hapuskan = ها فسكن
3. Awalan me seperti :
Mengambil = مغمبيل Ambil = امبل
Menarik = منا
رك Tarik =
تا ر ك
Mengharap = مغهارف Harap = ها رف
j. Penulisan kata-kata yang berbunyi WA pada
suku kata kedua dan U pada suku kata pertama seperti :
Dua = دوا Tuah = تواه Buah = بواه
Tuang = تواغ Buang = بواغ Buat =بوا ت
k. Penulisan Ku dan Kau di awal kalimat, seperti :
Ku = كو Kau =كا و seperti :
سفر تي
Kudengar = كو دغر Mukaku = موكا كو
l. Kata ulang dengan penambahan akhiran seperti :
Pada-pada i = فد – فد-ئ kata-kata = كا ت كا تئ
m. Pengecualian dari kaedah
penulisan yaitu :
a. Yang berasal dari Bahasa
Arab
Semua kata yang berasal dari Bahasa Arab harus ditulis menurut cara
penulisan Bahasa Arab, seperti :
Khusus = خصوص Syukur =شكر
Sahih = صحيح Mustahil = مستحيل
Sifat = صفة Alamat =علا مة
Alam = عا لم Nasib =نصيب
Masyhur = مشهور
Manfaat =منفعة
b. Yang bukan berasal dari
bukan bahasa Arab
Ini = اني Itu = اتو Pada =فدا
Dari =
داري Kepada = كفدا Ialah =اياله
Kemudian = كمدين Serta = سرت Dan =دان
Kita = كيتا Seperti = سفرتي Yang = يغ
Demikianlah bagian
terpenting pengetahuan tulis-baca huruf Jawi yang harus dimiliki agar seseorang
pelajar/siswa/murid dikota Medan khususnya dan diseluruh Indonesia mampu
membaca dan menulis huruf Jawi.
PERANAN AKSARA
ARAB MELAYU
Aksara Arab Melayu memainkan peranan penting dalam penggalian
pelestarian karya ilmiah nusantara. Oleh karena itu pengajaran Aksara Arab
Melayu sebagai media penting untuk diajarkan disekolah-sekolah yang merupakan
sebagai bahasa khazanah Melayu yang berfungsi salah satunya adalah alat untuk
menyatakan kehendak, cipta dan rasa dalam meciptakan kebudayaan. Salah satu
bentuk huruf (aksara) itu ialah huruf (aksara) Arab Melayu (Jawi).
Dengan berkembangnya agama Islam di Indonesia maka sudah tentu pula
ajaran-ajaranya semakin berkembang pula dengan melalui tulisan aksara arab
melayu (Jawi), baik didunia pendidikan seperti di sekolah-sekolah umum dan
khususnya di sekolah-sekolah agama terutama di pondok-pondok pesantren
diseluruh Indonesia.
Dengan masuknya bangsa Eropa ke Indonesia dengan membawa
nilai-nilai Barat dan tententu nilai-nilai tersebut mau tidak mau mengalami
perubahan dan pergeseran. Diantaranya kedudukan tulisan aksara Arab (Jawi)
mulailah sedikit demi sedikit tergusur, yang mana tulisan aksara Arab (Jawi)
ini pernah mendominasi korespondensi diplomasi dan perdagangan para raja dan
sultan di seantero Nusantara (Khairuddin, 1993).
Walaupun sedikit bukan berarti bukan berarti tulisan huruf aksara
Arab (Jawi) ini punah, akan tetapi masih tetap dipelajari dan digunakan oleh
rakyat Indonesia. Maka sudah dapat diduga bahwa rakyat Indonesia pada zaman itu
umumnya melek huruf tulisan aksara Arab
(Jawi) ini.
Setelah Indonesia merdeka, tulisan ini masih dipelajari di Sekolah
Rakyat (SR) sampai tahun 1969, Di tahun itu pulalah pelajaran tulisan huruf
Aksara Arab Melayu (Jawi) dihapuskan dari Sekolah Rakyat di zaman Orde Lama.
Dengan dihapuskannya pelajaran tulis baca huruf aksara Arab Melayu ini (Jawi)
ini dari kurikulum SD semakin terasa keberadaan tulisan huruf Jawi semakin
dillupakan.
Namun terdapat beberapa sekolah Dasar di Medan yang mempelajari
tulisan aksara Arab Melayu sebagai bahagian dari kurikulum muatan lokal seperti
Sekolah Dasar Harapan Medan dan beberapa sekolah swasta Islam lainya karena
menganggap hal ini penting untuk dilestarikan. Melalui pengetahun tulis baca
aksara Arab Melayu (Jawi) para murid kan mampu membaca khazanah intelektual
naskah Melayu Nusantara pada zaman masuknya dan berekmbangnya Islam di
Indonesia.
Program pengajaran aksara arab Melayu yang telah diajarkan di
beberapa sekolah Islam dianggap penting untuk melestarikan khazanah Melayu
melalui dunia pendidikan dengan mengetahui dan memahami aksara huruf Arab
Melayu yang merupakan pintu gerbang dunia ilmu untuk menggali karya-karya yang
terdapat pada naskah Melayu Nusantara.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Aksara arab
Melayu masih digunakan dalam kurikulum sekolah-sekolah Islam saja.
Menghilangnya pelajaran tulisan huruf aksara arab melayu (Jawi) ini dari dunia
pendidikan di indonesia baik disekolah-sekolah umum dan agama berarti kita
telah kehilangan sejarah yang sangat berharga terutama sejarah kesusasteraaan
dan perkembangan bahasa dan sastera Indonesia. Belum seluruh murid Islam di
kota Medan mempelajari dan mengetahui sejarah dan cara penulisan dan membaca
aksara arab Melayu dengan lancar. Dengan demikian, keadaan ini diduga akan menimbulkan
kesulitan bagi siswa untuk membaca khazanah melayu nusantara yang ditulis
dengan menggunakan aksara arab Melayu.
Oleh karena itu pengajaran aksara Arab Melayu sangat penting diajarkan
diseluruh sekolah yang punya tekad untuk mengajarkan murid-muridnya
dalammelestarikan khazanah intelektual Melayu nusantara.
Pentingnya
memahami sejarah penulisan aksara arab melayu dan model penulisan dan cara
membaca yang efektif dalam proses pembelajaran aksara Arab Melayu, sehingga
pengajaran ini sangat dihargai dan diharapkan dapat dilakukan secara berkesinambungan dan bermanfaat bagi
pelajar/murid/siswa untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang penulisan
dan cara baca aksara Arab melayu yang digunakan untuk menggali dan membaca
khazanah Melayu nusantara.
B.
Saran-Saran
Setelah mengetahui keberadaan aksara Arab melayu perlu ditingkatkan
pembelajarannya disebabkan masih sangat kurang mendapat perhatian masing-masing
sekolah dan pihak terkait maka perlu beberapa saran sebagai berikut :
1. Mengingat Kota Medan masyarakatnya heterogen dan masih belum mempunyai
bahasa daerah, sedangkan dikurikulum ada penyesuaian waktu untuk ahasa daerah,
maka ada baiknya mata pelajaran tulis baca Aksara Arab Melayu (Jawi) ini
dipelajari.
2. Khususnya kepada masyarakat
Melayu/organisasi Melayu hendaknya mendorongtindak lanjut keberadaan pengajaran
tulis baca huruf Jawi ini
disekolah-sekolah SD dan SMP negeri dan swasta.
3. Demi kelangsungan dan kelestarian budaya
maka perlu diadakan mata pelajaran aksara melayu disetiap Sekolah Dasar dan SMP
di kota medan sebagai satu peljaran yang penting bukan hanya pelengkap yang
masuk dalam sebagian aspek pelajaran agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Sabaruddin. 1990. Pengaruh Bahasa Arab Terhadap
Perkembangan Bahasa dan Kesusasteraan
Indonesia. Medan : Makalah Seminar
Jurusan Bahasa Arab.
Hamid, Ismail. 1989. Kesusasteraan IndonesiaLama Bercorak Islam.
Jakarta : Al Husna
-----------------1991. Masyarakat dan Budaya Melayu. Kuala
Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.
Howard, Joseph H. 1966. Malay Manuscripts A bibliographical Guide. Kuala
Lumpur : University Of Malaya.
Israr,
C. 1985. Sejaah Kesenian Islam. Jakarta : Bulan Bintang
Khairuddin Rangkuti. 1993. Keberadaan Pengajaran Tulis Baca
Huruf Jawi di Sekolah Dasar Kota Madya Medan. USU : Lembaga Penelitian.
Miller,
S.E. 1878. Introduction to Cultural Anthropology. New Jersey : Prentice
Hall.
Nanda,
S. 1990. Cultural Anthropology. California : Wadsworth Publishing
Company.
Osman, Muhammad Taib 1974. Asas dan Pertumbuhan Kebudayaan
Malaysia. Kuala Lumpur : Kementerian Kebudayaan Belia dan Sukan.
Rahman, Haji Abdullah Abdul. 1985. Asia TenggaraTradisional
Politik dan Kebudayaan. Singapura : Teks Publishing SDN. BHD.
Suk, Gong Gyong
.1990. Perkembangan Tulisan Jawi Dalam Masyarakat Melayu. Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.